Liputan6.com, Solo - Pasar Gede Hardjonagoro berulang tahun ke-87 pada Selasa, 12 Januari 2017. Tak ingin sekadar melewatkan hari jadinya, pasar yang dibangun atas desain arsitektur asal Belanda, Thomas Karsten, menggelar Kembul Ageng sebagi wujud syukur atas eksistensinya.
Pasar Gede dibangun pada zaman Paku Buwono X. Pasar dengan desain Indis itu terletak di kampung Pecinan di Solo. Lantaran terletak di kampung Pecinan itu, pasar ini sarat dengan nilai-nilai kulturalisme.
Berangkat dari nilai-nilai kulturalisme ini lah, pasar ini mampu eksis hingga 87 tahun. Pasar tradisi ini tidak hanya menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli, tetapi juga menjadi ketahanan sosial dan ketahanan budaya. Untuk itu, para bakul di Pasar Gede hendak merayakan keberadaannya eksis di kampung Presiden Jokowi.
Baca Juga
Wiharto, Ketua Komunitas Pedagang Pasar Gede menjelaskan acara bertajuk Kembul Agung ini sebagai bagian dari perayaan Pasar Gede ke-87. "Acara utama kita itu Kembul Ageng. Jadi makan bersama antara pedagang dan seluruh stakeholder pasar," kata Wiharto.
Usai makan bersama, perayaan dilanjutkan dengan kirab 87 tumpeng. Dana pembuatan tumpeng ini berasal dari saweran seluruh pedagang. "Jumlah kirab ini menandakan umur dari Pasar Gede, " kata dia.
Setelah kirab tumpeng, pada malam hari digelar Pasar Gede Bersalawat. Acara ini sebagai wujud syukur secara spiritual. "Jadi secara keseluruhan kita tidak hanya bersyukur dari sisi kultural tetapi juga spiritual, " ujar Wiharto.
Advertisement