Sukses

Ketika Tentara Turun Tangan Hadapi Harga Cabai

Gara-gara harga cabai melonjak, petani juga mendulang untung.

Liputan6.com, Surabaya - Koramil 0829-08/Tragah Kodim 0829/Bangkalan di bawah pimpinan Danramil Kapten Chb Hasbullah menanam cabai dengan menggunakan polybag. Mereka memanfaatkan lahan kosong di sekitar kantornya.

Hal tersebut guna menyiasati melonjaknya harga cabai di pasaran, agar masyarakat tetap dapat mengonsumsi cabai.

Kapten Chb Hasbullah menuturkan, kegiatan menanam cabai itu dilakukan untuk lebih menyejahterahkan prajurit TNI. Apalagi saat ini, kian hari harga sembako semakin naik.

"Kegiatan menanam cabai ini, merupakan bentuk inspirasi untuk memanfaatkan lahan kosong di sekitar Kantor Koramil, yang di mulai penanaman cabai pada hari ini," tutur Hasbullah dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com dari Kapen Korem 084/Bhaskara Jaya, Mayor Inf Sutadji, Jumat (13/1/2017).

Tidak hanya itu, Koramil 0829-08/Tragah juga mengajak masyarakat menanam cabai dengan menggunakan polybag di sekitar rumah masyarakat setempat, yang lokasinya berada di pinggir serta di depan atau di samping perkarangan rumah masing-masing.

"Kegiatan ini dilakukan, dalam rangka mensiasati lonjakan harga cabai. Sehingga dengan menanam cabai sendiri, dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga," ujar Hasbullah.

Cabai mahal, petani untung

Kenaikan harga cabai merah yang diresahkan banyak kalangan, justru menguntungkan para petani cabai di Desa Cilingga Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta.

Rukman (47) misalnya, sejak enam bulan terakhir ia menanam cabai di lahan seluas 1 hektare. Selama itu, ia sudah memanen 1,8 ton. Harga yang ia jual ke pengepul biasanya hanya Rp 40 ribu per kilogram (kg).

"Sekarang saya bisa jual Rp 90 ribu hingga 97 ribu per kg ke pengepul atau langsung ke pasar," ujar Rukman, Kamis, 12 Januari 2017.

Di desa itu, puluhan warga berprofesi sebagai petani palawija. Diantaranya mayoritas menanam cabai. Sarana pengairan kebun memadai karena disuplai aliran sungai serta sejumlah mata air yang melimpah.

"Saya sudah delapan kali panen, selama panen itu harga cabai tidak langsung naik, tapi bertahap mulai dari Rp 60 ribu hingga seperti sekarang lebih dari Rp 90 ribu," ujar Rukman.

Hal senada dikatakan Aep Saefullah (50), ia menanam cabai di lahan seluas 1 hektare dan telah enam kali panen. Setiap panen, harga cabai yang ia jual di atas Rp 70 ribu.

"Rata-rata petani di sini sekarang panen cabai dijual Rp 90 ribu-an lebih. Ini sih menguntungkan, berkah awal tahun," ujar Aep.

Aep, Rukman dan para petani lainnya di desa itu kini telah meraup untung dua kali lipat lebih dari penjualan cabai.

"Kami sekarang bersiap panen sekitar tujuh hingga delapan kali panen lagi. Rata-rata segitu," ujar Aep. Rukman berharap tingginya harga cabai masih bertahan.

"Ya mudah-mudahan harganya masih tinggi hingga nanti masa panen berakhir," ujar dia.