Liputan6.com, Bulukumba - Lazimnya, pita bertuliskan Bhineka Tunggal Ika yang dicengkeram kaki Burung Garuda menghadap ke atas. Namun, posisi pita pada Burung Garuda yang berada di Monumen Korban 40.000 Jiwa malah menghadap ke bawah.
Monumen itu tepatnya terletak di kawasan Taman Cekkeng Park, Pantai Merpati, Jalan Yos Soedarso, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pembangunan monumen dirampungkan pada 2016 dan sempat menjadi lokasi favorit warga Kabupaten Bulukumba untuk berfoto.
Namun, posisi pita yang menghadap ke bawah itu kini malah menjadi bahan kritikan dan candaan warga. "Lucu aja, perasaan seingat saya yang diajarkan guru saya waktu SD dulu pita Bhinneka Tunggal Ika itu menghadap ke atas," kata Andi Adhyawan Amral, salah seorang pengunjung saat dijumpai Liputan6.com, Kamis, 12 Januari 2017.
Pita Garuda yang menghadap ke bawah itu juga menuai kritikan dari dari sejumlah kalangan, termasuk Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bulukumba, Rahmat Fajar. Menurut dia, pita yang ada di lambang negara itu tidak lazim.
"Dari beberapa referensi sejarah yang saya baca, memang tidak disebutkan dan dijelaskan apakah pita yang bertuliskan semboyan Bhineka Tunggal Ika kutipan dari karya Mpu Tantular, mengarah ke atas, ke belakang dan atau ke bawah. Hanya saja, fakta sejarah dari setiap periodisasi perubahan bentuk, belum didapatkan kalau pita Bhineka mengarah ke bawah," tutur dia.
Baca Juga
Hal senada juga diutarakan Pemuda Pancasila Kabupaten Bulukumba. Mereka mempertanyakan nasionalisme pelaksana proyek pembangunan.
"Perancang atau Pelaksana Proyek Monumen Korban 40 Ribu Jiwa dan Pejuang Kemerdekaan harus diaudit nasionalisme dan argumentasi sejarahnya. Kami, Lembaga Pemuda Pancasila Bulukumba, meminta secara baik-baik pertanggungjawabannya," ujar anggota Lembaga Pemuda Pancasila Bulukumba Kahar Muda Mappasomba.
Sementara itu, Pasakai, penanggung jawab proyek Monumen Korban 40.000 Jiwa enggan bicara banyak. "Nanti coba saya cari tahu, karena saya juga belum begitu memperhatikanya," ujar mantan kepala Dinas Tata Ruang Bulukumba ini.
Terpisah, Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto mengatakan, pihaknya mengaku akan menindaklajuti masukan itu. Termasuk akan meminta klarifikasi Dinas Tata Ruang. "Kita coba kaji latar belakang dan klarifikasi ke ahli sejarah," kata Tomy.