Sukses

Pemuda Ini Pakai Kaus Palu Arit di Dekat Markas FPI

Kaus palu arit dibeli dari Malaysia, lokasi makan dekat markas FPI.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kaus bergambar palu arit kerap memicu masalah bagi penggunanya. Seperti yang dialami pria berinsial Re di Kota Pekanbaru, Riau, saat mengenakan kaus palu arit di dekat markas Front Pembela Islam (FPI).

Kejadiannya pada Kamis 12 Januari 2017. Re makan malam bersama rekan-rekannya, lokasinya kebetulan bersebelahan dengan markas FPI. Alhasil, dia pun digelandang ke Mapolresta Pekanbaru oleh anggota ormas tersebut.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Susanto membenarkan insiden yang menimpa pria 24 tahun itu karena memakai kaus hitam bergambar palu dan arit.

"Sedang kita proses dan masih kami dalami," kata Kapolres Susanto, Minggu (15/1/2017) petang.

Ketua FPI Riau Ade Hasibuan menjelaskan, Re diamankan pada pukul 20.00 WIB. Awalnya, anggota FPI melihat pria ini makan malam di sebuah warung yang bersebelahan dengan markas FPI.

"Dia diamankan anggota kita saat sedang makan malam bersama kawan-kawannya di dekat markas kita," kata Ade.

Melihat ada pemuda yang secara sengaja dan terang-terangan mengenakan kaos dengan simbol terlarang itu, Laskar FPI langsung menghubungi Ade Hasibuan.

"Lalu saya minta agar diamankan dan dibawa ke markas. Tapi pesan saya ke anggota, jangan sampai diapa-apakan pemuda itu," tuturnya.

Menurut Ade, pemuda itu diketahui merupakan seorang mahasiswa semester tujuh salah satu perguruan swasta di Pekanbaru. Kepada FPI, pemuda tersebut mengaku baru saja pulang dari Malaysia dan membeli kaos itu dari negeri jiran.

"Dia bahkan mengaku tidak tahu makna lambang kaus yang dipakainya. Kan tidak masuk logika, seorang mahasiswa bisa tidak tahu itu lambang terlarang di negeri ini," urainya.

Setelah diperiksa intensif, FPI lalu meminta agar pemuda itu memanggil kedua orang tuanya. Orang tua pemuda itu sempat meminta maaf, namun FPI ingin proses hukum tetap berlanjut.

"Kita koordinasi dengan TNI dan polisi, kemudian kita bawa dia ke kantor polisi," sebut Ade.

Ade menyatakan bakal terus mengawal proses hukum terhadap pemuda tersebut. Ade menduga tidak mungkin Re berani memakai kaos itu dan tampil dimuka umum apabila tidak ada jaringan di belakangnya.

"Apalagi kaus palu arit ini bukan yang pertama kali terjadi di Pekanbaru," kata Ade.

Ade menceritakan, kaus palu arit yang digunakan Ade tersebut bewarna hitam. Terdapat dua gambar palu arit, dengan ukuran kecil pada bagian depan dan ukuran besar bagian belakang. Selain itu, ada tulisan CCCP di atas lambang terlarang tersebut.