Sukses

Inovasi Revolusioner Pembatik Cirebon, Ganti Malam dengan Lem

Batik lem disebut lebih ramah lingkungan dan aman bagi anak-anak.

Liputan6.com, Cirebon - Berbagai inovasi terus digali oleh pembatik Cirebon. Yang terbaru adalah teknik membatik menggunakan lem sebagai pengganti malam.

Adalah Ade Supriyadi yang menemukan teknik batik lem. Ia menyebut teknik membatik itu ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi mereka yang hendak belajar membatik.

Ia mendemokan teknik itu kepada 100 siswa SMPN 6 Kota Cirebon. Tanpa canggung, ragu dan takut akan bahaya membatik, para siswa dengan lihai menuangkan ekspresi mereka di kain sepanjang 10 meter.

"Kalau batik yang biasa dilakukan atau klasiknya itu pakai malam dan dipanaskan mendidih diatas kompor. Bagi anak-anak yang baru belajar cukup rentan dan berbahaya," ujar Ade Supriyadi di sela acara Kuno Kini Nanti Spenam Expo 2017 Batik Lem Cirebon, Sabtu, 14 Januari 2017.

Dia menuturkan, seutas kain ketika sudah ada motif batik tetap menjadi kain batik. Artinya, menggunakan malam atau lem hanya sebatas teknik membatiknya saja dan beda bahan perintang.

Batik lem. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Selain itu, lanjut Ade, membatik dengan teknik menggunakan lem lebih ramah dan aman, khususnya bagi siswa atau anak kecil yang ingin belajar membatik.

"Kalau pakai malam ya harus dalam kondisi mendidih dan panas. Membatik pakai malam tidak bisa dilakukan di kelas tapi membatik pakai perintang lem bisa dilakukan di kelas. Hasilnya tetap jadi batik," Ade menandaskan.

Tak hanya lem, Ade juga mendesain canting khusus untuk teknik membatik ciptaannya. Canting itu terbuat dari botol obat tetes mata yang di bagian ujungnya diganti dan diberi tambahan list kecil berlubang yang biasa menempel di kursi kayu.

"Mirip dengan cotton bud yang ujungnya berlubang atau dibuat seperti tip x yang cair. Tapi, saya tidak pakai cotton bud karena kesannya kotor," ujar Ade.

Batik lem yang dikembangkan Ade Supriyadi juga memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya bisa dilakukan dalam waktu yang singkat di air yang tidak mendidih.

Batik lem. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Selain itu, lanjut Ade, batik lem juga bisa dilakukan di media lain selain kain. Dia menyebutkan, batik lem buatannya bisa digunakan di seluruh jenis sepatu bahkan kulit manusia.

"Kekurangannya kalau pertama dicuci kainnya masih agak keras karena sifat lemnya masih menempel jadi harus 3-4 kali cuci. Keringnya memang agak lama, terus kalau mau dicelup pakai pewarna harus bolak-balik mewarnainya agar setelah dicelup di air warnanya makin tajam," kata Ade.