Liputan6.com, Brebes - Kondisi tanggul Sungai Pemali di Desa Tengki, Brebes, Jawa Tengah yang berfungsi sebagai pembatas sungai dengan daratan, kini memprihatinkan usai longsor pada Senin, 16 Januari 2017, sekitar pukul 09.00 WIB. Tanggul itu kini nyaris ambles, sehingga banjir mengancam puluhan ribu warga setempat.
Sebab, potensi banjir besar mengintai ribuan rumah di sembilan desa di wilayah Pantai Utara (Pantura) Brebes. Terutama, bila tanggul itu jebol.
Selama ini, tanggul sungai terbesar dan terpanjang di Kabupaten Brebes itu juga berfungsi sebagai jalan penghubung Dusun Krajan dengan Dusun Tegalsari, Desa Legonwetan.
Advertisement
Warga pun mendesak pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi segera bertindak cepat dengan membuat tanggul darurat. Sebab, lebih dari setengah lebar tanggul sudah tergerus air. Jika dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan ribuan tambak dan rumah yang ditinggali puluhan ribu jiwa akan terendam banjir. Â
"Warga di sini khawatir sekali kalau sampai tanggul Sungai Pemali itu benar-benar jebol. Kalau sampai jebol jelas mengakibatkan banjir bandang," ucap Ahmad (40), warga desa setempat, Selasa (17/1/2017).
Baca Juga
Warga, kata dia, meminta kepada dinas terkait, khususnya Pemerintah Kabupaten Brebes segera melakukan tindakan penanganan darurat. Sebab, kondisi kritis tanggul ini menjadi masalah serius.
"Tolonglah segera ada penanganan tanggul yang hampir jebol ini. Persoalan ini benar-benar serius dan harus sekarang juga ditangani," kata dia.
Kepala Desa Tengki, Kecamatan Brebes, Akhmad Saripin menambahkan, longsornya tanah di tanggul Sungai Pemali akibat debit air yang deras. Akibatnya tanah di pinggrian tanggul ambles selebar tiga meter, kedalaman dua meter, dan memanjang sekitar 25 meter.
"Jam 9 pagi sudah longsor 50 cm, kemudian jam 12 siang sudah bertambah hingga tiga meter. Tanggul yang semula berukuran lima meter kini tinggal dua meter saja. Dengan kondisi itu, sembilan desa terancam banjir," ucap Saripin.
Ia menjelaskan, ketika tanggul jebol selain Desa Tengki, banjir juga akan mengancam Kelurahan Pasarbatang, Kelurahan Limbangan Wetan dan Kulon, Desa Randusanga Wetan dan Kulon, serta Desa Pagejugan, Kedunguter, dan Sigambir. Â
Dari sembilan desa yang terancam banjir, kata dia, diperkirakan sekitar 60 ribu jiwa penduduk akan terdampak. Selain itu, juga ribuan hektare tambak dan area persawahan akan turut terimbas.
‎Sementara itu, Camat Brebes, Eko Purwanto mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan antispasi terkait hal ini. Mulai dari koordinasi dengan BPBD, BPSDA, dan Dinas Pengairan Kabupaten Brebes.
"Kami sudah koordinasikan untuk segera melakukan penanganan," ujar Eko.
Penanganan tersebut, menurut Eko, dengan membuat tanggul sementara dengan pengurukan tanah yang ditahan bambu dan kayu.
"Saat ini warga dibantu sejumlah petugas BPBD melakukan kerja bakti bahu-membahu membuat tanggul sementara dengan pengurukan dengan karung berisi tanah berjumlah 1.000," ujar dia.