Liputan6.com, Kefamenanu, NTT - Udara pagi yang sejuk sangat terasa saat berada di ketinggian Bukit Bitauni, Desa Ainiut B, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa. Sebuah bukit yang dahulu dijadikan benteng pertahanan tentara Portugis.
Dari ketinggian, terlihat indah mentari pagi di balik bukit dan hamparan sawah membentang luas. Kicauan burung sawah mengerumuni padi yang sebagian telah menguning. Beberapa petani pagi-pagi disibukkan menghardik burung-burung nakal itu.
Baca Juga
"Di bukit ini kalau pagi sangat dingin," ucap Yohanes Uskono salah satu petani kepada Liputan6.com, Selasa, 17 Januari 2017.
Di samping persawahan, mengalirlah sebuah sungai besar yang digunakan warga mengairi sawahnya. Sungai itu dimanfaatkan hampir sebagian desa yang berada di kecamatan tersebut.
Advertisement
Wisata Religius
Salah satu tempat yang dijadikan wisata religius adalah Gua Maria Bitauni. Seperti dilansir laman tourism.nttprov.go.id, berawal dari gua keramat Ustauni yang selanjutnya dijadikan benteng pertahanan suku Aplasi (Silab Aplasi), Taolin, Pakaenoni, dan Tutpai.
Setelah menempati gua ini setiap tahun, suku Aplasi melaksanakan Paskah adat yang disebut Kaos Toli (menyingkap kain penutup), diiringi dengan tarian bidu-bidu bola (tarian bidu gua).
Gua Maria di Bukit Bitauni yang berjarak kurang lebih 28 kilometer dari Kefamenanu, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Utara, merupakan tempat ziarah bagi umat Katolik di Keuskupan Atambua. Juga menjadi tempat prosesi jalan salib diwaktu Paskah atau doa rosario sepanjang Mei dan Oktober.
Terletak di sebuah bukit batu yang ditutupi hutan tropis dan di bawahnya pohon beringin dan pohon-pohon pelindung lainnya menambah suasana hening dan khidmat untuk berdoa.
Untuk mencapai Gua Maria Bitauni, peziarah harus menaiki beberapa anak tangga. Di dalam gua yang masih sangat alami disimpan sebuah patung Bunda Maria yang berukuran besar. Jika peziarah ingin masuk ke dalam lagi, di sana ada sebuah patung Yesus Kerahiman. Wisata religius pun dapat dilanjutkan ke atas bukit.