Sukses

Apa Kabar Ali Bocah Perkasa dari Polewali Mandar?

Ali bocah perkasa dari Polman dulu dikenal saat masih TK. Bagaimana kondisinya kini?

Liputan6.com, Makassar - Masih ingat Ali, bocah perkasa asal Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat?

Ali yang awalnya dikenal masih duduk di bangku TK kini sudah di tingkat kelas 2 Sekolah Dasar (SD) di Dusun Galung, Desa Battetangnga, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulbar.

Ali masuk jajaran siswa berprestasi. Mendapat perhatian Pemerintah Daerah Sulbar dan berbagai pihak, ia menempuh pendidikannya dengan lancar.

"Dia masuk peringkat empat di kelasnya dalam menguasai mata pelajaran," kata Anisa Abid Alwy, pekerja sosial perlindungan anak di Kementerian Sosial, menceritakan kondisi Ali saat ini, Rabu (18/1/2017).

Icha, panggilan Anisa, mengatakan Ali kini fokus menjalani rutinitasnya sebagai seorang anak yang pada umumnya yakni belajar dan bermain bersama adiknya yang kini duduk di bangku TK.

"Saat ini, ia sangat aktif kembali bersekolah berkat bantuan dari semua pihak ada dari Kemensos RI, Pemda Sulbar, TNI, Polri dan pihak lainnya. Bantuan baik material maupun nonmaterial terus berdatangan," kata Icha.

Dengan bantuan yang langsung masuk ke rekening pribadi Ali tersebut, pihak keluarga sangat bersyukur. Dengan bantuan itu, mereka dapat bertahan hidup untuk beberapa tahun ke depannya.

"Alhamdulillah, Ali tak perlu bekerja lagi apalagi putus sekolah karena pendidikannya sudah ditanggung hingga bangku kuliah kelak," kata Icha.

Bantuan dari pihak TNI dan Polri pun sangat membantu Ali dan keluarganya. Kini, mereka dapat menghuni rumahnya dengan nyaman.

"Pemerintah, Babinsa, TNI, Polisi, dan babinkantibmas serta seluruh lapisan masyarakat setempat waktu itu bahu membahu membangun rumah Ali sehingga rumahnya saat ini rumahnya sudah aman dan layak untuk ditinggali," tutur Icha.

Tak hanya itu, Pemda Sulbar melalui istri Gubernur Sulbar juga berencana mengajak ibu kandung Ali ke Jakarta untuk menjalani pengobatan mata. Selama ini, ibu Ali mengalami kebutaan dan tuli sehingga Ali harus bekerja ekstra membantu ibunya pasca-bapak kandungnya lebih awal menghadap Ilahi.

"Ibu Gubernur juga berkunjung kemarin dan alhamdulillah beliau meminta kesediaan ibunya Ali untuk dibawa ke Jakarta menjalani pengobatan atas gangguan matanya," kata Icha.

Sebelumnya, Ali adalah bocah perkasa yang tegar menghadapi kehidupan. Pasca-ayahnya meninggal dunia tiga tahun lalu, ia terpaksa menjadi tulang punggung keluarga.

Ia otomatis menjadi pemimpin keluarga mengingat ibunya mengalami kebutaan dan kakaknya mengalami keterbelakangan mental serta adiknya yang masih balita.

Pekerjaan sehari-hari mulai memasak hingga menyuapi makan ibu, kakak, dan adik bungsunya serta menyiapkan kebutuhan rumah menjadi rutinitas Ali setiap harinya. Itu dilakukan sebelum berangkat ke sekolah di mana kala itu ia masih berusia 5 tahun dan duduk di bangku TK.

Sebelum berangkat ke sekolah, Ali memastikan mengurus keluarganya setelah itu baru berangkat untuk menuntut ilmu. Apa yang telah dijalani Ali akhirnya menjadi sebuah inspirasi luas.