Liputan6.com, Sumenep - Menanti pagi sambil menunggu matahari terbit di tepi pantai sudah biasa. Yang berbeda adalah jika sambil menikmati pagi dengan mengamati aktivitas nelayan tradisional yang sibuk menangkap ikan di pesisir utara Madura.
Kebiasaan itu bisa dilakukan warga di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sembari berolah raga menanti terbitnya matahari. Jelang fajar menyingsing, para nelayan sudah sibuk mencari rezeki.
Sebagian nelayan menggunakan perahu, tetapi yang lain hanya menggunakan alat tangkap tradisional yang terbuat dari bambu atau yang dikenal dengan 'Sottal'. Di kala musim ikan dan udang, para nelayan tradisional tersebut lalu-lalang di lautan tak jauh dari bibir pantai.
"Kebanyakan warga yang menunggu pagi menyempatkan menikmati suasana aktivitas nelayan, karena akan semakin terasa indah pemandangan pantai ketika terlihat lalu-lalang kegiatan nelayan," kata Aut Dani (30), seorang warga pesisir Desa Sema'an, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Rabu, 18 Januari 2017.
Menurut Aut, yang datang menanti pagi di pantai wilayah pesisir bukan hanya masyarakat desa setempat saja, tetapi juga warga luar desa. Aktivitas nelayan tradisional yang hanya menggunakan alat seadanya mengingatkan mereka pada masa lalu.
Baca Juga
"Yang sangat menarik, aktivitas nelayan yang menangkap udang dengan menggunakan alat tradisional Sottal. Sebab, alat tangkap udang tersebut belum ada perubahan dari yang digunakan nelayan pada zaman dulu, makanya membuat orang senang menikmati aktivitas nelayan tersebut," tutur dia.
Advertisement
Aut Dani menjelaskan, aktivitas nelayan menangkap yang dapat terlihat jelas secara kasat mata itu hanya musiman. Ketika tidak ada musim udang rebon, biasanya nelayan tersebut menangkap ikan di tengah laut yang cukup jauh dari pinggir pantai. Dengan momen terbatas, tak jarang warga yang datang merekam kenangan lewat kamera mereka.
"Di era modern seperti sekarang ini sudah jarang alat tradisional yang digunakan nelayan. Tetapi di sini, masih ada alat tangkap udang peninggalan nenek moyang yang masih terus digunakan oleh nelayan. Jadi, itu sebenarnya yang membuat orang senang melihat aktivitas nelayan tradisional," kata Aut kepada Liputan6.com.