Sukses

Terduga Teror Suntik Lari Ditangkap Saat Razia Kendaraan

Polisi menduga alat suntik yang digunakan untuk meneror warga berukuran besar.

Liputan6.com, Jayapura - Kasus teror suntik lari yang dua pekan terakhir menghantui warga Kota Jayapura, Papua, mulai menemui titik terang. Polisi menangkap satu orang yang diduga sebagai pelaku.

DN (25) tertangkap saat razia kendaraan yang digelar jajaran Polsek Jayapura Selatan di sekitar kawasan Papua Trade Center (PTC) Entrop, Kota Jayapura, Papua, Kamis pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIT.

Berdasarkan pemeriksaan awal, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menuturkan, DN mengaku sebagai pekerja isi ulang suntik printer. Saat razia digelar, petugas menemukan jarum suntik yang biasa digunakan mengisi tinta warna printer, dalam jok sepeda motor DN.

"Kami akan kembangkan dulu kasus ini. DN masih terus diperiksa di Polres Jayapura. Kebetulan ada kecurigaan pada DN. Tetapi, belum tentu juga pelakunya DN. Semua masih didalami," kata dia, Kamis (19/1/2017).

Sejauh ini, polisi terus mencari pelaku suntik lari yang meresahkan warga Kota Jayapura. "Modus awal yang kami dapat adalah pelaku dengan sengaja melakukan aksinya dan memang ada niat untuk melakukan hal itu," Kapolda Papua menjelaskan.

Polisi juga menduga alat suntik yang digunakan untuk melakukan aksi tersebut bukan jarum kecil, melainkan berukuran besar. "Bentuk bekas luka pada korban cukup besar," ujar Paulus.

Tak hanya itu, lanjut dia, polisi mencurigai pelaku suntik lari bisa saja menyebarkan virus. Misalnya, pelaku adalah penderita HIV/AIDS yang frustrasi dan menyebarkan virusnya dengan cara seperti ini.

"Semua modus kita curigai. Tetapi mudah-mudahkan saja, bukan menyebarkan virus, karena kalau ini terjadi sangat mengerikan dan membahayakan siapa pun. Semoga dengan kerja sama semua pihak dapat cepat terungkap pelakunya," Paulus menjelaskan.

Teror suntik lari di Kota Jayapura saat ini semakin menghantui warga. Informasi tentang suntik lari juga banyak disebarkan warga lewat media sosial Facebook. Informasi yang beredar di lapangan, justru menyebutkan korban suntik lari sudah lebih dari 10 orang.

Namun, polisi baru menerima laporan dari dua korban suntik lari. Keduanya disuntik pada bagian paha oleh orang tak dikenal pada 6 Januari dan 13 Januari 2017.

"Informasi yang kami dapatkan memang ada juga korban yang memeriksakan darahnya ke dokter praktik lainnya, tetapi tidak melaporkan kasusnya ke polisi," Kapolda Papua  memungkasi.