Liputan6.com, Palangkaraya - Desakan pembubaran Front Pembela Islam (FPI ) kembali menggema. Gema pembubaran FPI kali ini datang dari ratusan masyarakat Dayak Kalimantan Tengah yang tergabung dalam Forum Masyarakat Adat Dayak Kalteng (Formad KT) lewat unjuk rasa di Bundaran Besar Palangkaraya, Kalteng, Jumat (20/1/2017).
Dengan menggunakan pakaian adat lengkap dengan lawung atau ikat kepala dan senjata khas dayak berupa mandau dan tombak, ratusan masyarakat Dayak dan berbagai ormas lainnya memadati bundaran besar Palangkaraya yang merupakan kawasan padat lalu lintas.
Dalam aksinya, mereka juga membentangkan beberapa spanduk sebagai atribut aksi. Beberapa spanduk di antaranya bertuliskan "Pemerintah Bubarkan FPI", serta "Bubarkan FPI. Kami menolak FPI di Bumi Tambun Bungai, NKRI dan Pancasila Harga Mati".
Dalam tuntutan yang dibacakan koordinator unjuk rasa yang juga Ketua Formad KT, Bachtiar Effendi, masyarakat Dayak Kalteng sepakat untuk menolak paham radikalisme di Indonesia, khususnya di Kalteng.
Selain itu, mereka juga sepakat menolak FPI dan ormas lainnya yang dapat memecah belah suku-suku atau anti-Pancasila masuk ke provinsi yang berjuluk Bumi Tambun Bungai itu.
Advertisement
Baca Juga
Pengunjuk rasa menilai keberadaan FPI di Tanah Air dapat mengancam persatuan suku dan etnis di Indonesia. Karena itu, mereka menuntut dan mendesak pemerintah segera membubarkan ormas yang bermarkas di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat tersebut dari Indonesia.
Suku Dayak Kalteng, lanjut Bachtiar, bahkan siap berada di garda terdepan dalam membantu pemerintah membubarkan FPI.
"Menuntut dan mendesak pemerintah, tanpa tawar-menawar, untuk segera membubarkan ormas FPI dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," ujar Bachtiar di lokasi unjuk rasa.
Hal yang sama dikatakan Yansen Binti, Ketua Umum Gerakan Pemuda Dayak (Gerdayak) Kalteng. Ia meminta agar anak bangsa tidak terpecah-belah hanya karena segelintir ormas. Menurut dia, persatuan dan kesatuan yang sudah terjalin di Indonesia sangat mahal harganya.
Apalagi, lanjut Yansen, kehidupan di Kalteng selama ini sangat damai. Masyarakat adat setempat pun menolak masuknya FPI di Kalteng.
"Karena itu ormas seperti FPI harus dibubarkan dan kami minta pemerintah untuk membubarkan organisasi yang radikal ini. Kita secara tegas mendukung pemerintah dan pemerintah harus tegas menagani hal ini," ujar dia.
Usai membacakan tuntutannya, Formad KT menyerahkan tututan mereka kepada aparat kepolisian. Tuntutan itu diterima langsung Kapolres Palangkaraya AKBP Lili Warli untuk segera ditindaklanjuti. Lili berjanji akan meneruskan tuntutan masyarakat Dayak itu kepada Kapolda Kalteng.
Setelah berunjuk rasa menuntut pembubaran FPI , ratusan masyarakat Dayak memutari Bundaran Besar sebelum akhirnya membubarkan diri secara tertib.