Sukses

Mapala UII: Kami Mohon Maaf

Mapala UII menyatakan siap bertanggung jawab atas segala kesalahan yang menelan korban jiwa.

Liputan6.com, Yogyakarta - Mapala UII (Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta meminta maaf atas kejadian tragis yang menimpa Muhammad Fadhli (20), Syait Asyam (20), dan Ilham Nurfadmi Listia Adi (20). Ketiga mahasiswa itu meninggal dunia usai mengikuti The Great Camping ke-37 di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Ketua Mapala UII Imam Noorizky menyatakan permintaan maaf atas meninggalnya ketiga peserta dalam TGC tersebut. Dia juga meminta maaf kepada keluarga dan berbelasungkawa atas meninggalnya ketiga adik angkatannya itu. Saat ini, kata dia, pihaknya dalam kondisi berkabung usai kejadian tersebut.

"Keluarga Mapala UII mohon maaf atas peristiwa berpulangnya saudara dan sahabat dan adik kami. Rasa duka mendalam saya selaku Ketua Mapala UII atas musibah yang terjadi ada diksar TGC Mapala Unisi," ujar dia di Kampus UII, Jalan Cik Di Tiro, Yogyakarta, Jumat (27/1/2017).

Imam menegaskan sebagai pengurus Mapala Unisi ia tidak menginginkan kejadian ini. Namun, semua kesalahan yang ada dalam kegiatan TGC menjadi tanggung jawabnya. Sebab, kejadian ini terjadi saat kepengurusan dirinya.

"Secara pribadi dan individu dan Ketua Unisi menyesalkan peristiwa itu terjadi dan kesalahan itu sekarang ada di pundak kami karena ada di kepengurusan Unisi saat ini," ujar dia.

Setelah mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban, Imam juga meminta maaf kepada almamater UII, masyarakat Yogyakarta, dan seluruh organisasi pencinta alam Alamanda dan seluruh penggiat alam bebas, sehingga menimbulkan sentimen negatif terhadap mapala.

"Kami mohon maaf baru mengucapkan saat ini dan klarifikasi teman media," kata dia.

Dia menjelaskan, selaku organisasi resmi di bawah rektorat, disepakati penyampaian informasi hanya melalui humas. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesimpangsiuran berita dan menghindari kesalahpahaman berita. Saat ini Mapala juga menyerahkan semua proses yang ada kepada tim investigasi untuk mengungkap kejadian sebenarnya.

Mapala UII menyerahkan kepada tim dan pihak berwenang soal proses investigasi. " Jika didapatkan kekerasan fisik dan menyebabkan korban jiwa kami siap bertanggung jawab atas itu semua," ucap dia.