Liputan6.com, Sumenep – Satu-satunya jembatan yang terletak di Desa Duko, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, ambruk. Akibatnya, siswa kesulitan menuju sekolah karena mereka kini harus melintasi sungai berarus deras.
Akibatnya, orangtua harus mengantar anak-anak mereka ke sekolah guna menghindari bahaya. "Jembatan ini ambruk akibat tingginya curah hujan yang membuat debit air di sungai meningkat drastis pada hari Rabu (25/1/2017). Jadi, malam harinya jembatan yang menjadi penghubung dua desa tidak mampu menahan derasnya dan akhirnya ambruk," kata Fathorrahman, salah seorang warga setempat, Jumat, 27 Januari 2017.
Menurut Fathorrahman, jembatan yang ambruk itu merupakan jalan utama masyarakat di dua desa, yaitu Desa Duko dan Basoka. Bukan hanya menghambat para siswa yang ingin pergi ke sekolah saja, warga yang hendak beraktivitas juga harus melintasi sungai.
Meski ada jalan lain, warga keberatan karena harus memutar hingga empat kilometer. "Sehingga meski melintasi medan yang agak sulit, terpaksa dilaluinya," kata dia.
Fathorrahman mengatakan, dengan keterbatasan material untuk memperbaiki jembatan ambruk tersebut membuat masyarakat kebingungan. Pasalnya, ketersediaan batu yang ada di sungai tidak cukup untuk menyelesaikan perbaikan jembatan itu.
Baca Juga
"Hari ini kami mulai memperbaiki dengan bahan seadanya, tetapi itu sangat tidak cukup. Jadinya warga tidak bisa berbuat banyak untuk melanjutkan perbaikan jembatan ini," kata dia kepada Liputan6.com.
Jembatan ambruk yang menjadi penghubung dua desa tersebut merupakan hasil dari swadaya masyarakat beberapa tahun lalu. Hal itu bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat antardua desa ketika hendak mendatangi salah desa.
Karena dari Desa Basoka kebanyakan menempuh pendidikan di Desa Duko, timbullah inisiatif masyarakat untuk membangun jembatan supaya tidak lagi menempuh jalan yang cukup jauh.
"Yang jelas akan tetap diupayakan jembatan ambruk ini segera diperbaiki, meskipun hanya ala kadarnya, sehingga bisa dilalui masyarakat walaupun hanya sementara," kata Kepala Desa Duko Munif.  Â
Masyarakat berharap pemerintah daerah segera memberikan solusi bagi warga karena jembatan tersebut menjadi kebutuhan utama bagi warga dua desa untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Advertisement