Liputan6.com, Makassar - Hidrosefalus membuat Fauzan, bocah asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, hanya bisa berbaring lemah. Padahal, bayi seusianya seharusnya sudah bisa duduk bahkan belajar untuk berjalan.
Fauzan lahir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Takalar, pada 28 Januari 2016. Ia menderita hidrosefalus yang dalam ilmu kedokteran merupakan penyakit yang menyerang organ otak.
Penderita hidrosefalus mengalami penumpukan cairan di dalam otak yang berakibat pada meningkatnya tekanan pada otak. Dengan demikian, menyebabkan rusaknya jaringan otak serta melemahnya fungsi otak.
Advertisement
"Dia sejak dalam kandungan menderita penyakit (hidrosefalus) ini. Makanya, saya mengandung dia selama 11 bulan," ucap Marlina, ibu Fauzan sembari menggendong anaknya, beberapa hari lalu.
Baca Juga
Saat lahir, Marlina menuturkan, berat Fauzan mencapai 3,5 kilogram dengan ukuran kepala yang sangat besar. Sejak lahir Fauzan kecil tidak bisa melihat dan mengunyah makanan.
"Saat dilahirkan beratnya mencapai 3,5 kilogram. Dia sampai saat ini tidak bisa melihat dan mengunyah makanan," tutur Marlina sambil sesekali menyeka air matanya.
Saat ini berat Fauzan mencapai 13 kilogram. Kepalanya semakin hari semakin membesar, bahkan tepat di atas telinganya sudah lembek karena hidrosefalus yang dideritanya.
Ia tak bisa melihat dan makan, asupan gizi yang diterima Fauzan hanya berasal dari ASI ibunya atau dari susu kemasan yang ia konsumsi menggunakan dot. "Kata dokter karena penumpukan cairan di kepalanya ini anak saya tidak bisa melihat dan tidak bisa makan,"  ibunda bayi penderita hidrosefalus itu menjelaskan.
Tak Punya Biaya Berobat
Kendala biaya menjadi masalah utama mengapa Fauzan hingga umur satu tahun tidak menjalani operasi untuk mengeluarkan cairan di kepalanya. Fauzan sudah beberapa kali diperiksa di puskesmas.
"Pihak puskesmas juga sudah memberikan rujukan ke rumah sakit, namun kami tidak punya uang untuk biaya operasinya," ia menerangkan.
Derita Fauzan pun menjadi perbincangan di media sosial atau medsos. Ramainya perbincangan di medsos terkait apa yang diderita Fauzan, akhirnya sampai di telinga Pemerintah Kabupaten Jeneponto.
"Semenjak ramai diperbincangkan, anak saya langsung dijemput minggu lalu di rumah dan dibawa ke Rumah Sakit Lanto Daeng Pasewang, Jeneponto," Marlina membeberkan.
Kepala Dinas Kesehatan Jeneponto, dokter Syafruddin Nurdin pun turun tangan terkait Fauzan, bayi penderita hidrosefalus dari keluarga tidak mampu tersebut. Pihaknya bersedia menanggung seluruh biaya pengobatan Fauzan di rumah sakit.
"Ananda Fauzan sudah tiga kali ditangani medis dan dirujuk ke rumah sakit, namun orangtua menolak dengan alasan terkendala biaya. Padahal, pemerintah bersedia tanggung. Kami siap menanggung semuanya, mulai dari biaya perawatan hingga biaya operasinya," kata Syafruddin.
Dirujuk ke Makassar
Saat ini, menurut Syafruddin, Fauzan sudah dirujuk ke RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar, untuk diperiksa lagi agar secepatnya dapat dioperasi.
"Sudah dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin sejak minggu lalu agar cepat ditangani dengan peralatan yang lebih lengkap dan segera dioperasi," ujar dia.
Adapun Marlina membenarkan sang anak akan segera menjalani operasi setelah dirawat beberapa hari di RS Wahidin Sudirohusodo. Fauzan dijadwalkan akan dioperasi pada 5 Februari 2017 mendatang oleh dokter ahli bedah saraf.
"Setelah ada hasil semua pemeriksaannya, dokter jadwalkan Fauzan dioperasi dengan nomor antrean 17. Begitu yang disampaikan," ia menerangkan.
Dia melanjutkan, sejak dirujuk pada Jumat, 20 Januari 2017, Fauzan telah menjalani CT scan di bagian kepala. Tujuannya untuk mengetahui sampai di mana penyebaran cairan di kepalanya.
Saat ini Fauzan telah ditangani oleh dokter ahli bedah saraf di Perawatan 3, Kamar 5, RS Wahidin Sudirohusodo. Menurut dokter, imbuh Marlina, hasil dari CT scan menunjukkan cairan yang menumpuk di kepala Fausan sudah menyebar ke bagian rongga otaknya.
"Hasil scan menurut dokter, sisa 10 persen di otaknya yang belum tertutupi cairan katanya, tapi dokter bilang mudah-mudahan bisa dioperasi," ibunda bayi penderita hidrosefalus itu memungkasi.
Advertisement