Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir membantah kabar yang beredar bahwa Universitas Islam Indonesia atau UII dilarang menerima mahasiswa baru selama dua tahun usai tragedi Mapala UII.
Sebelumnya, Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala UII yang digelar di lereng Gunung Lawu menelan korban. Tiga mahasiswa UII meninggal dunia pekan lalu.
"Saya tidak melakukan hal itu. Jangan sampai mengail ikan airnya menjadi keruh, tidak boleh melarang seperti itu," ucap Menristekdikti di Yogyakarta, Senin, 30 Januari 2017.
Advertisement
Baca Juga
Nasir hanya memastikan kegiatan Mapala Unisi UII untuk sementara waktu dibekukan terlebih dahulu. Terutama sampai kasus selesai, baru ditindaklanjuti.
Terkait pengaruh kasus diksar maut Mapala UII terhadap penurunan akreditasi universitas, Nasir menuturkan belum ada peninjauan ke bidang itu. Sebab, akreditasi berkaitan dengan akademik kampus, bukan kegiatan ekstrakurikuler.
Menristekdikti juga mengimbau tidak ada kekerasan dalam berbagai kegiatan saat penerimaan mahasiswa baru pada Agustus mendatang. "Kekerasan tidak ada di dunia pendidikan, masa lalu kita tinggalkan."
Rektor Larang Petisi
Terkait kasus diksar maut, Rektor UII Harsoyo meminta civitas academica tidak membuat petisi untuk menggalang dukungan supaya ia tetap menjabat dan mengurungkan niat untuk mundur.
"Nanti yang tidak senang dengan UII bilang rektornya culas, di depan menteri bilang mundur, di belakang menyuruh orang," ujar dia, Minggu, 29 Januari 2017.
Harsoyo mengaku secara pribadi tidak masalah jadi "sasaran tembak". Namun, ia tidak rela apabila UII yang menjadi sasaran.
Saat ini, menurut dia, pengunduran dirinya sedang diproses secara administratif dan menteri pun sudah menyepakati. Pelaksanaannya kini dipantau oleh Kopertis.
"Tidak perlu jadi topik saya maju atau mundur," Harsoyo menegaskan.
Pengunduran diri Harsoyo setelah kematian tiga mahasiswa usai mengikuti diksar Mapala Unisi UII di lereng selatan Gunung Lawu, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Tiga mahasiswa UII itu adalah Muhammad Fadli (19) dari Jurusan Teknik Elektro angkatan 2015, Syaits Asyam (19) dari Teknik Industri, dan Ilham Nurpadmy Listia Adi dari Fakultas Hukum angkatan 2015.
Advertisement