Sukses

Keberadaan 7 Anak Penghuni Panti Asuhan Maut Masih Misterius

Dari 10 anak yang dibawa kabur pengelola panti asuhan maut tersebut, tiga di antaranya ditemukan dalam kondisi memprihatinkan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Keberadaan tujuh anak yang dibawa kabur pengelola panti asuhan maut, Yayasan Tunas Bangsa, masih belum ditemukan. Padahal, pengelola panti bernama Lili (48) sudah memenuhi panggilan penyidik sore kemarin.

Sebelumnya, ada 10 anak yang dibawa oleh pengelola panti tersebut. Sebanyak tiga di antaranya ditemukan saat Lembaga Perlindungan Anak Riau, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial Pemprov Riau melakukan sidak ke panti jompo dan pengidap ganggu‎an jiwa di Jalan Cendrawasih, Pekanbaru, yang diketahui masih milik yayasan yang sama.

"Tiga orang ditemukan di Jalan Cendrawasih itu. Kondisinya memperihatinkan," kata Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak LPA Riau, Nanda Pratama, Senin, 30 Januari 2017.

Dia menyebutkan, tiga anak yang ditemukan itu sudah dibawa ke sebuah tempat milik Dinas Sosial Pemprov Riau. Dengan demikian, sudah ada lima anak yang diselamatkan dari panti maut di Jalan Lintas Kilometer 13 Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

"Sewaktu sidak ke panti asuhan di jalan lintas tersebut, ditemukan dua anak dan langsung dibawa ke panti milik dinas sosial," kata Nanda.

Nanda menyebutkan, tiga anak terakhir ketika ditemukan diletakkan dalam sebuah ruangan yang pintu dan jendelanya terdapat teralis seperti penjara. Di dalam panti asuhan menyengat bau busuk dan tidak sehat, karena kamar mandi dan toilet di ruangan tidak ada pembatas.

"Ya yang kayak penjara itu ditemukannya. Kalau soal bangunan panti itu, kan memang seperti penjara. Tidak layak, apalagi untuk anak-anak," ucap Nanda.

Nanda berharap Polresta Pekanbaru yang mengusut kasus ini segera menangkap pengelola, terutama pemilik yayasan bernama Lili. Ditangkapnya nama ini bakal membuat terang tentang keberadaan anak lainnya.

Sebelumnya, panti asuhan Tunas Bangsa tersebut menjadi sorotan karena salah satu anak, M. Ziqli (18 bulan) meninggal dunia secara tak wajar. Meski salah seorang pembantu di panti menyebut tidak ada penganiayaan, tapi hasil autopsi menunjukkan hasil berbeda.

Pihak Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau menyatakan pada tubuh M. Ziqli terdapat tanda-tanda kekerasan seperti luka lecet, lebam, dan resapan darah pada organ vital. Hal itu diduga diakibatkan kekerasan oleh benda tumpul.