Liputan6.com, Palangkaraya - Banjir yang datang tiba-tiba akibat luapan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito dan menggenangi jalan menuju Bandara Dirung di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) mengejutkan warga sekitar.
Sebab tak biasanya akses jalan di Desa Juking Pajang itu dan merupakan satu-satunya akses penghubung antara bandara dengan Kota Puruk Cahu terendam banjir akibat luapan Sungai Barito.
Riduanto, warga Kota Puruk Cahu, mengatakan banjir terjadi sangat cepat. Dengan ketinggian air sekitar 50 centimeter, namun sudah cukup membuat lumpuh aktivitas warga yang kebanyakan menggunakan kendaraan roda dua untuk kegiatan sehari-hari.
Advertisement
"Tadi ketika saya akan mengantar anak menuju sekolah saya kaget banyak kendaraan yang parkir di tengah jalan, dan setelah saya teliti ternyata badan jalan terendam air kurang lebih pinggang orang dewasa," cerita Riduanto.
Baca Juga
Kendaraan roda empat masih bisa lewat meski harus hati-hati karena kiri kanan jalan merupakan parit yang dalam. Tapi kalau sepeda motor tak bisa lewat karena mesinnya terendam air.
"Karena itu mau tak mau kita harus menggunakan perahu getek untuk melewati jalur yang banjir itu, dengan memberikan imbalan alakadarnya untuk pemilik getek"ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalteng, Syahril Tarigan, mengatakan  jalan yang menghubungkan bandara dengan kota Puruk Cahu masih terendam.
Selain Sungai Barito, Sungai Kahayan juga sudah mulai meluap. "Memang saat ini Kalteng memasuki puncak musim hujan sehingga sejumlah sungai mulai meluap," ujarnya.
Jalan ke Pedalaman Anak Sungai Barito
Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalteng merancang pembangunan jalan desa yang berintegrasi ke pedalaman Sungai Lahei yaitu anak Sungai Barito di wilayah Kecamatan Lahei.
"Dalam pembangunan jalan ini Pemkab Barito Utara bekerja sama dengan perusahaan daerah Batara Membangun serta pihak ketiga," kata Bupati Barito Utara, Nadalsyah, saat melakukan peninjaun ruas jalan di Kecamatan Lahei, Rabu 1 Februari 2017, dilansir Antara.
Menurut Nadalsyah perlunya melibatkan pihak lain dalam pembangunan jalan ke desa-desa pedalaman ini karena anggaran dari pemerintah daerah terbatas dan banyak mekanisme, sehingga dua atau tiga tahun baru terealisasi.
"Sehingga setelah jalan dibangun, Pemkab Barito Utara berharap PT PLN segera membuat jaringan listrik ke desa-desa," katanya.
Barito Utara memproduksi listrik melalui pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) untuk Kalteng dan Kalsel, tetapi desa banyak belum teraliri listrik.
"Banyaknya desa yang masih belum dialiri listrik itu sudah disampaikan Bupati Nadalsyah kepada pihak PT PLN wilayah Kalsel dan Kalteng," kata dia.
Sementara pihak PLN mensyaratkan untuk pembangunan jaringan listrik agar sampai ke desa-desa harus ada jalan. Apabila jalan sudah ada tidak mungkin usulan akan ditolak.
Bupati Nadalsyah mengharapkan, seluruh desa di ring satu (kawasan PLTMG) Kecamatan Lahei dan Lahei Barat teraliri listrik. Terlebih dua kecamatan itu merupakan pusat aset PLN.
"Walaupun aset milik pemerintah pusat, namun juga termasuk aset daerah yang perlu dijaga dan dipertahankan," kata Nadalsyah.
Advertisement