Liputan6.com, Bojonegoro - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, memberlakukan siaga I dalam menghadapi banjir Bengawan Solo yang mencapai ketinggian air 13,65 meter, pada pukul 06.00 WIB.
"Bojonegoro masuk siaga I dengan ketinggian 13,03 meter sejak pukul 24.00 WIB," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Hendro, dilansir Antara, Jumat (3/2/2017).
Sesuai data, lanjut dia, kenaikan air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro cukup cepat yang disebabkan memperoleh pasokan air dari hulu, Ngawi dan Jurug, Solo, Jawa Tengah, yang juga terjadi banjir.
Advertisement
Meski ketinggian air naik, lanjut dia, pemantauan dilakukan tiga jam sekali, karena status masih siaga I. "Pemantauan ketinggian air akan dilakukan satu jam sekali kalau masuk siaga II (14,00 meter)," jelas dia.
Dalam waktu bersamaan, ketinggian air di hilir, mulai Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, juga siaga I, masing-masing 7,20 meter, 4,96 meter, 3,83 meter dan 1,75 meter.
Di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu dari Kota Bojonegoro, masih naik, tetapi di bawah siaga dengan ketinggian 28,31 meter, pukul 06.00 WIB.
"Ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko naik 16 sentimeter dibandingkan tiga jam sebelumnya," kata Petugas Posko UPT Bengawan Solo lainnya Suyono menambahkan.
Baca Juga
Namun, lanjut dia, ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, turun menjadi 7,90 meter, yang sebelumnya sempat mencapai 8,00 meter.
Kasi Logistik dan Prasarana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ Budi Mulyono, memperkirakan ketinggian air Bengawan Solo di daerahnya masih akan terus naik karena di daerah hulu terjadi banjir.
Apalagi, menurut dia, dari hasil pemantauaan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Juanda Surabaya, hari ini di berbagai daerah, seperti Magetan, Madiun, Ngawi, juga lokal, terjadi hujan.
Maka itu, pihaknya mulai menyediakan berbagai kebutuhan, antara lain sarana evakuasi, tenda pengungsian, serta sembako dalam menghadapi banjir Bengawan Solo.
"BPBD memiliki stok beras enam ton untuk kebutuhan dapur umum dan dapur komunitas. Kalau memang kurang akan memanfaatkan stok beras cadangan yang di Bulog sekitar 100 ton," ucap dia.
BPBD sebelumnya menginstruksikan kepada camat yang daerahnya dilalui Bengawan Solo untuk menginformasikan kepada masyarakat terkait adanya kenaikan air Bengawan Solo yang cukup signifikan.
Selain itu, camat juga diinstruksikan mempersiapkan dapur komunitas untuk melayani para pengungsi jika terjadi banjir Bengawan Solo.