Liputan6.com, Solo - Kasus penyakit langka Anklylosing Spondilitis yang dialami oleh manusia kayu Sulami juga dirasakan oleh Rodiyah (37) warga Dukuh Watubucu, Desa Jeruk, Kecamatan Miri, Sragen, Jawa Tengah.
Sudah sebelas tahun ia hanya tergolek di tempat tidur karena seluruh tangan, kaki dan tubuhnya tidak bisa digerakkan. Hanya leher yang bisa digerakannya seperti kondisi manusia pada umumnya.‎
Rodiyah sejak seminggu terakhir dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Solo. Ibu beranak satu ini dirawat bersebelahan dengan Sulami yang sudah lebih dulu dirawat di rumah sakit milik Provinsi Jawa Tengah tersebut. Menurut diagnosis dokter, penyakit dua perempuan itu kurang lebih hampir sama, yakni ankylosing Spondilitis.
Rodiyah menjelaskan bahwa ia tidak bisa bergerak sejak tahun 2006. Awalnya sendi-sendi tangannya ini bengkak. Ia mengakui jika dirinya dulu juga sudah melakukan pengobatan ke RSUD Dr Moewardi dan RS Orthopedi Dr Soeharso.
Advertisement
Baca Juga
"Sudah berobat ke sini, tapi belum ada kemajuan juga," ucap Rodiah dengan nada lirih.
‎
Maesaroh, kakak kandung Rodiyah menjelaskan ihwal adiknya tergolek sakit seperti manusia kayu sejak tahun 2004. Awalnya tangannya hanya linu-linu. Lantas linu-linu itu menjalar ke kaki. Dan pada tahun 2006, Rodiyah lumpuh total alias tidak bisa menggerakkan kaki, tangan sebagian tubuhnya.
"Awalnya itu kalau dipencet sakit. Tapi lama kelamaan mengeras. Yang bisa digerakkan hanya leher ke atas. Jadi untuk noleh masih bisa. Tapi ya semua aktivitasnya ya cuma di kasur," jelas Maesaroh.
Praktis dengan tidak bisa digerakkan sebagian besar tubuhnya, maka aktivitas dari bungsu tujuh bersaudara ini sangat terbatas. Bahkan untuk aktivitas makan atau buang air kecil juga dilakukan di tempat tidur. Ia hanya mengandalkan ibunya yang berumur 80 tahun yang bernama Situ Natun.
"Selama ini diasuh ibunya, kalau makan ya disuapi," kata dia.
Ia mengakui jika berbagai macam pengobatan sudah dilakoni Rodiyah. Tetapi kesembuhan belum juga didapatkannya. Hingga akhirnya sang adik diminta oleh Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati untuk berobat ke RS Moewardi.
"Ini pengobatannya semua ditanggung pemerintah. Kemarin yang nyuruh berobat ke sini (RS Moewardi) itu Bu Bupati," kata dia.
Rodiyah sejatinya memiliki buah hati. Tapi ia bercerai dengan suaminya. Dan kini suaminya menikah lagi. Anaknya itu ikut suami Rodiyah.
Menurut cerita Rodiyah, suaminya itu memang diminta untuk menikah lagi. Karena kondisinya seperti manusia kayu itu membuatnya pasrah sebagai istri.
"Adik saya yang meminta suaminya nikah lagi. Tapi memang suaminya kadang sering jenguk juga. Dulu pas cerai anaknya umur tiga tahun," ujar dia.