Sukses

Kemiripan 5 Pesan Sunan Gunung Jati dengan Pancasila

Sunan Gunung Jati meninggalkan petatah petitih sebagai pedoman hidup bersama di Nusantara. Semangatnya sama dengan Pancasila.

Liputan6.com, Cirebon - Sunan Gunung Jati di Cirebon menyebarkan Islam seraya merangkul budaya lokal. Sebagai anggota Wali Sanga, jajaran ulama penyebar Islam di tanah Jawa, Sunan Gunung Jati mengenalkan Islam dengan menggunakan budaya setempat.

Sunan Gunung Jati tak hanya meninggalkan bangunan fisik dan tradisi saja. Ajaran-ajarannya juga masih menggema hingga kini. Semasa hidupnya, Sunan Gunung Jati meninggalkan sejumlah petatah petitih atau nasihat serta pedoman hidup yang baik untuk sosial masyarakat di Cirebon.

Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat menyebutkan, ada 42 petatah petitih Sunan Gunung Jati yang menjadi pedoman hidup masyarakat Cirebon. Dari 42 tersebut, lima di antaranya masih dianggap relevan untuk dijadikan pedoman dalam menjalin hubungan sosial masyarakat di Indonesia.

"Semua petatah petitih Sunan Gunung Jati diambil dari Alquran dan Hadist. Disesuaikan dengan kebiasaan yang dilihat pada situasi dan kondisi saat itu," kata Arief, Senin (6/2/2017).

Jika dicermati, kata dia, lima petatah petitih Sunan Gunung Jati itu senada dengan nilai-nilai dasar negara Pancasila. Pesan pertama misalnya, Wedia Ning Allah (Takutlah Kepada Allah). Dalam Pancasila, petatah petitih yang pertama ini masuk dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa.

Kedua yakni Gegunem Sifat Kang Pinuji (Mengusung sifat-sifat terpuji kemanusiaan). "Pada petatah petitih yang kedua ini masuk dalam Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," kata Arief.

Untuk Petatah Petitih yang ketiga dari Sunan Gunung Jati yakni Den Welas Asih Ing Sapapada (Utamakan cinta kasih terhadap sesama). Menurut Arief, petatah petitih ketiga ini semangatnya seperti sila Persatuan Indonesia.

Untuk petatah petitih yang keempat yakni Angadahna Ing Pepadu (Jauhi Pertengkaran). Di butir Pancasila, petatah petitih ini masuk ke dalam Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.

Sementara pada petatah petitih kelima yakni Amapesa Ing Bina Batan (jangan serakah dalam hidup bersama). Arief menuturkan petatah petitih yang terakhir ini masuk dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

"Masing-masing petatah petitih Sunan Gunung Jati ada beberapa kategori. Pertama tentang agama Islam, kedua tentang akhlak dan ketiga tentang bagaimana makhluk sosial hidup dan bersosialisasi, keempat tentang kedisiplinan," kata Arief.