Liputan6.com, Bengkulu - Belasan monyet liar menyerbu pemukiman warga di RT 1, 2, dan 3 RW 04 Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu sejak beberapa hari terakhir.
Kawanan monyet yang bermukim di kawasan hutan Muara Dua itu diduga melakukan serangan balasan ke pemukiman padat penduduk karena sering terganggu desingan suara tembakan dari salah satu lapangan tembak yang berdekatan dengan habitat mereka.
Fauzan Syafran, warga RT 1 Kelurahan Kandang mengatakan, suara berondongan tembakan itu membuat kawanan monyet liar menjadi panik dan berlarian ke pemukiman warga.
Advertisement
Akibatnya, seng rumah penduduk, antena televisi di atap rumah, dan pakaian yang sedang dijemur di pekarangan turut jadi sasaran dari serangan balasan para monyet liar tersebut.
Selain itu, saat memasuki perkampungan penduduk, para monyet juga membuat kerusuhan dengan menjarah hasil kebun warga, terutama tanaman pisang, kedondong, kelapa, dan sayuran. Bahkan, mereka juga sering memasuki dapur rumah warga untuk mencari makanan.
Baca Juga
"Kami mau bunuh atau racuni saja, tapi kami takut jika mereka hewan yang dilindungi," ungkap Fauzan di Bengkulu, Selasa, 7 Februari 2017.
Aksi serangan monyet liar ini memang seperti tak terkendali. Sebab, mereka berani masuk ke rumah penduduk melalui ventilasi atau lubang angin. Tidak hanya mencuri makanan, kawanan ini bahkan mengacak-acak dapur dan merusak beberapa benda, termasuk piring dan gelas kaca.
Selain karena suara tembakan, penyerbuan belasan monyet liar itu juga diduga disebabkan faktor lain, yakni tergerusnya hutan pinus dan mangrove sebagai habitat mereka karena abrasi Samudra Hindia.
Kawasan hutan yang berdekatan dengan pemukiman itu kini juga mulai dimasuki para perambah. Bahkan di beberapa titik, perambah malah membangun pondok untuk bermukim. Kegiatan perambah itu tentu kian menggilas 'rumah-rumah' para monyet liar tersebut.
Menurut Fauzan, upaya yang dilakukan warga saat ini sangat terbatas. Warga hanya mengusir monyet liar itu menggunakan benda keras dan menghalau agar mereka kembali masuk ke hutan.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu Abu Bakar mengatakan, kawasan hutan Muara Dua merupakan bagian dari Taman Wisata Alam Pantai Panjang yang dikuasai oleh negara. Kondisinya saat ini sudah dimasuki para perambah secara terang-terangan.
Habitat monyet liar itu, kata dia, saat ini memang semakin terancam. Tentu saja serangan yang dilakukan para monyet itu, selain ketakutan akan suara tembakan, juga karena desakan untuk mencari makan. Sebab, hutan yang selama ini menyediakan makanan untuk para monyet liar itu sudah rusak akibat kegiatan para perambah.
"Sekarang kami sedang mencari cara supaya kawanan moyet liar itu bisa direlokasi ke tempat yang lebih nyaman dan bisa menyediakan sumber makanan bagi mereka," kata Abu Bakar.