Sukses

Merantau ke Jambi, Gadis Flores Jadi Bulan-bulanan Majikan

Tidak hanya disiksa dan dianiaya, gaji tiga tahun sang gadis Flores juga tak dibayar.

Liputan6.com, Jambi - Tiga tahun merantau di Jambi, gadis Flores berinisial BE (19) menjadi korban penyiksaan majikan. Tak hanya kerap dianiaya, BE juga mengaku selama bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART), gajinya belum pernah dibayar oleh majikannya yang bernama Crystalin (30).

"Terlapor (majikan) sudah dua kali kita panggil. Tapi belum datang juga," ujar Kasat Reskrim Polresta Jambi Kompol Priyo di Jambi, Rabu, 8 Februari 2017.

Menurut Priyo, majikan perempuan itu diketahui jarang berada di Kota Jambi dan banyak tinggal di Jakarta. Namun, keberadaannya di Jakarta belum diketahui secara pasti.

Selain memanggil terlapor, aparat Polresta Jambi juga mendatangi sejumlah rumah sakit yang pernah merawat BE usai dianiaya majikannya. "Dilihat memang ada mengarah ke tindakan kekerasan," ucap Priyo.

Sementara itu, BE mengaku melaporkan kekerasan yang dialaminya pada Senin, 6 Februari 2017 lalu. Ia berani melapor usai mendapat pendampingan dari sejumlah organisasi perempuan di Jambi.

BE bekerja di rumah Chrystalin yang berlokasi di kawasan Jalan Gatot Subroto RT 2, Kecamatan Pasar, Kota Jambi itu sejak umur 16 tahun. Sebelumnya, ia dijanjikan hanya untuk mengurusi empat ekor anjing milik majikannya itu.

Kenyataannya, BE harus mengurusi segala kebutuhan sehari-hari di rumah sang majikan. Selama melayani sang majikan, BE mengaku kerap medapat siksaan, mulai dari pukulan di bagian kepala, badan dan kaki. Ia bahkan mengaku sering dihukum tak diberi makan selama 24 jam.

Tak sampai di situ, BE juga dilarang berinteraksi dengan para tetangganya. Setiap kali majikan pergi, BE bak tahanan, rumah dan pagar dikunci dari luar.

"Gaji selama saya bekerja sebulan Rp 800 ribu tak pernah dibayar sampai sekarang," ujar BE dengan nada sedih.