Sukses

Wisata Jeglongan Sewu Sindir Program Jateng Bebas Jalan Berlubang

Panjang jalan yang berlubang jauh lebih banyak dibandingkan yang mulus.

Liputan6.com, Semarang - Membenahi jalan berlubang adalah salah satu program utama pemerintah provinsi Jawa Tengah. Bahkan, Gubernur Ganjar Pranowo selalu mengatakan bahwa Jateng bebas jalan berlubang.

Salah satu kota yang memiliki jalan berlubang terbanyak adalah Kota Demak. Dimensi lubang-lubang jalan itu bervariasi. Yang terbanyak berdiameter antara 25 cm - 100 cm dengan kedalaman 10 cm.

Keberadaan lubang-lubang itu menyebabkan kecelakaan tunggal akibat terperosok lubang jalan setiap hari terjadi. Protes kondisi ini, sejumlah warga kemudian memasang banner peringatan dengan bahasa yang menggelitik.

Seperti di sekitar Pasar Buyaran, pelintas jalan bakal disambut banner bertuliskan "Selamat datang di Jalur Pantura Demak. Anda memasuki jebakan Batman". Dari titik itu, lubang jalan yang dilewati semakin banyak.

Ada pula kalimat yang tak lebih menggelitiknya, yakni "Pak sopir siap digoyang" dan "Nikmatilah jalan berlobang meskipun tak senikmat lobang berjalan".

Tak hanya memasang banner, warga Karanganyar, Demak juga memberi peringatan kepada pengguna jalan dengan menanam pohon pisang di lubang jalan yang cukup besar. Gerilya  protes atas lubang-lubang jalan juga digelorakan melalui akun media sosial.

Menurut Kabag Operasional Polres Demak Kompol Sutomo, jalur Pantura di Demak nyaris lebih banyak yang berlubang dibanding yang mulus. Sutomo mengaku banyak menerima keluhan terkait hal itu.

"Di Karanganyar yang merupakan perbatasan Demak-Kudus itu paling parah. Pernah saya iseng menghitung, jumlah lubang jalan mencapai dua ratus lebih," kata Kompol Sutomo kepda Liputan6.com, Sabtu, 11 Februari 2017.

Di jalur Pantura sepanjang 40 kilometer mulai Sayung hingga Karanganyar terutama jalan beraspal, bisa disebut sangat tidak layak dilintasi kendaraan. Jumlah lubang bukan hanya banyak namun jaraknya juga terlalu rapat.

2 dari 2 halaman

Jeglongan Sewu

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso menyebutkan kondisi jalanan yang rusak oleh sebagian masyarakat disebut secara sarkastis sebagai objek wisata baru, yakni Wisata Jeglongan Sewu. Dan, ia membuktikannya ketika melewati daerah Wonogiri, Sragen dan Karanganyar. Ada ribuan lubang di sepanjang jalan itu.

"Itu mengukuhkan sarkasme wisata jeglongan sewu. Pembangunan infrastuktur tanpa lubang yang diinisiasi oleh Gubernur Ganjar Pranowo dengan tajuk Jateng Tanpa Lubang, bagi masyarakat sudah serupa berita hoax," kata Hadi santoso kepada Liputan6.com.

Dicontohkan, jalan rusak ditemuinya berada di jalur Provinsi Kabupaten Karanganyar- Kecamatan Ngadirojo (Wonogiri), Kecamatan Ngadirojo- Kecamatan Purwantoro (Wonogiri).

Kemudian, ada juga jalan Kecamatan Ngadirojo-Kecamatan Giriwoyo (Wonogiri), Kecamatan Giriwoyo-Kecamatan Pracimantoro (Wonogiri). Di wilayah Karanganyar dan Sragen, ada jalan Kebakkramat-Jaten, Kerjo-Jenawi, Jenawi- Karanganyar, Kemudian juga jalan Sambirejo-Sragen dan jalan Tanon – Sidoharjo Sragen.

"Ini baru di satu daerah pemilihan lho, belum di daerah lain. Artinya, upaya untuk menyelesaikan jalan tanpa lubang itu masih belum terlaksana," kata Hadi.

Hadi Santoso mengaku mendapatkan laporan adanya korban jiwa akibat terperosok lubang jalan. Di jalur Purworejo-Kebumen, misalnya, tercatat dua pengendara sepeda motor meninggal di lokasi kejadian karena menghindari lubang.

"Saya tetap menyambut baik upaya Pemprov Jateng untuk menyelesaikan persoalan ini. Salah satunya tim sapu bersih (saber) jalan berlubang," kata Hadi.