Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Jejak Hindu dan Islam di Makam Keramat

Top 3 Berita Hari Ini tentang makam keramat di Indonesia. Ternyata makam keramat tidak selalu identik dengan kisah supranatural.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 Berita Hari Ini teratas di kanal Regional ditempati kisah makam-makam keramat yang ada di Tanah Air dengan segudang cerita yang melatarbelakanginya.

Bagi sebagian orang, makam keramat selalu identik dengan kisah adanya penampakan makhluk halus. Sebab, tempat tersebut biasanya menjadi lokasi favorit para manusia yang ingin memperkaya dirinya lewat jalan supranatural.

Tapi nyatanya, makam keramat yang ada di Nusantara tidak selalu melulu dengan cerita mitos atau menyeramkan. Ada jejak sejarah yang dapat ditelusuri dari sebuah makam keramat.

Kabar lainnya yang tak kalah menarik kisah ajaib para nelayan yang berhasil lolos dari maut.

Terombang-ambing di tengah lautan tanpa makanan, diterjang gelombang hingga karam, adalah hal yang paling ditakuti para nelayan. Namun banyak mukjizat yang terjadi di saat para nelayan ini tengah tertimpa musibah.

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional, Rabu (15/2/2017).

Pembantaian orangutan di areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) juga tak kalah menggemparkan.

Tidak hanya dibunuh, dagingnya bahkan dimasak untuk dikonsumsi. 

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:

1. Cerita Makam-Makam Keramat, Ular Gaib Sampai Pohon Tumbang

Ilustrasi pemakaman. (list25.com)

Cerita terkait makam keramat di Indonesia menarik perhatian masyarakat. Ada yang karena cerita mitosnya atau jadi 'korban' musibah.

Seperti cerita makam keramat di Teluk Majene, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat ini. Tak hanya warga setempat, wisatawan mancanegara juga datang ke lokasi makam yang berada di Desa Pang Ali-Ali, Kecamatan Banggae.

"Meski kelihatan keramat dan penuh aura mistis, namun bagi wisatawan, mereka datang karena tertarik dengan jejak sejarah yang ada. Di antaranya nisan batu makam yang cukup tua serta nisannya terdapat ukiran penggabungan budaya Hindu dan Islam," kata Muhammad Fadli, warga Majene, kepada Liputan6.com, Sabtu 22 Oktober 2016.

Nisan batu pemakaman, kata Fadli, terbuat dari berbagai bahan, seperti batu lava, batu tanah dan kayu yang kuat. Pada nisan tersebut, terdapat ukiran berbagai simbol perpaduan antara Hindu dan Islam, yakni simbol swastika dan tulisan kaligrafi Arab.

Selengkapnya...

2. Tiga Kisah Ajaib Nelayan Lolos dari Intaian Maut di Laut

Nelayan memasangkan tali ke parahunya agar tidak terbawa gelombang pasang di Pantai Depok, Yogyakarta,Kamis (9/6). BMKG Yogyakarta mengatakan bahwa tinggi gelombang di perairan laut selatan mencapai 2,5 hingga 4 meter,  (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Hidup dan mati memang seseorang di tangan Tuhan, termasuk para nelayan ini. Mereka berjuang dan bertahan hidup di laut usai perahu mereka dihantam ombak besar dan karam.

Lima nelayan kapal Mesir dikabarkan tenggelam setelah kapal mereka diterjang ombak tinggi saat mengarungi Sungai Dinding Sembilang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), pada Sabtu siang, 11 Februari 2017.

Kelima nelayan yang dikabarkan tenggelam bernama Riki (32), Bedul (30), Jokyan (50), Martin (16), dan Umar (38).

Tiba-tiba, personel Sat Polair Banyuasin mendengar bahwa kelima korban tenggelam tersebut sudah ada di rumah.

Selengkapnya... 

3. Kronologi Pembantaian Orangutan di Perkebunan Sawit Kalteng

Seekor orangutan dibunuh dan dagingnya dibagikan untuk dikonsumsi atau dimasak di Kapuas, Kalimantan Tengah. (Foto: Istimewa/Rajana K)

Pembantaian orangutan di areal perkebunan kelapa sawit kembali terjadi. Kali ini primata yang dilindungi itu dibantai di lokasi perkebunan sebuah perusahaan kelapa sawit di Desa Tumbang Puroh, Kecamatan Sei Hanyo, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).

"Di sini saya mendapatkan cerita dari seseorang tanpa identitas yang menelepon saya dan menceritakan kejadiannya dan dilengkapi dengan foto kejadian," ucap Monterado Fritman selaku Humas BOSF Nyaru Menteng dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (15/2/2017).

Saksi pertama adalah operator alat berat Jhondre yang sedang bekerja melangsir buah sawit. Saat itu, ia bertemu orangutan di lahan dan kemudian mengejarnya.

Tiba di Blok F11 atau F12 mereka bertemu kembali dengan orangutan tersebut. Mereka pun siap dengan senjata angin rakitan yang dibawa dan digunakan untuk menembak orangutan tersebut.

Setelah orangutan dibunuh, bangkainya dibawa ke Camp Tapak untuk dikuliti dan dipotong-potong dan dikonsumsi oleh beberapa warga setempat.

Selengkapnya...