Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan hingga memasak daging orangutan di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, terus bergulir. Polisi telah menahan 10 karyawan sebuah perkebunan sawit sebagai terduga pembantai. Kasus tersebut disebut kasus terparah dalam setahun terakhir.
Kasi Wilayah I Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Kalimantan Irmansyah menyatakan, kasus terakhir terkait orangutan yang ditangani pihaknya terjadi pada awal 2016. Saat itu, pihaknya menemukan satu orangutan terbunuh di wilayah Kalimantan Tengah.
"Kurang lebih kejadiannya sama tapi tidak sampai dimakan. Karena merasa terancam, dia bunuh (orangutan) itu. Tapi, kasus ini (pembantaian orangutan) termasuk paling parah, bahkan sampai di-upload. Saya juga ngeri," kata Irmansyah, Kamis (16/2/2017).
Advertisement
Irmansyah menyatakan pihaknya telah membentuk tim untuk menyelidiki kasus pembantaian orangutan itu berdasarkan instruksi Menteri Kementerian dan Lingkungan Hidup (KLHK) Siti Nurbaya. Namun, tim tersebut belum bisa melaporkan temuan lapangan mengingat sinyal komunikasi sulit.
Baca Juga
"Kalau dari Palangkaraya itu sekitar 8 jam untuk sampai ke sana. Lokasinya pelosok sekali. (Karena itu), teman-teman polisi sudah keburu mendahului kita," kata dia.
Irmansyah memastikan wilayah Kalimantan Tengah merupakan salah satu habitat utama orangutan. Mereka biasa menempati hutan, kecuali pegunungan, untuk tinggal sekaligus mencari makan.
"Hutan kita semakin berkurang, makanan mereka ( orangutan ) semakin berkurang akibat pemnbukaan areal kawasan hutan dan kebakaran hutan. Mau nggak mau mereka cari makan di wilayah yang didiami manusia," kata Irmansyah.
Kemungkinan konflik manusia dan orangutan terjadi jika kehabisan makanan di tempat mereka tinggal. Dia mengatakan orangutan yang kebanyakan menjadi korban pembantaian manusia tidak sengaja masuk ke wilayah perkebunan untuk mencari makan.
Â