Liputan6.com, Jakarta Tak semua bayi diharapkan kelahirannya oleh si orangtua. Kasus seperti ini biasanya terjadi pada pasangan remaja atau muda yang harus mempunyai bayi dalam status belum terikat pernikahan.Â
Kasus bayi tak diharapkan orangtua juga banyak terjadi di Indonesia. Yang menyedihkan, bayi - bayi  itu diperlakukan sembarangan sejak lahir. Banyak bayi merah langsung dibuang begitu saja.
Advertisement
Baca Juga
Ada bayi yang dibuang ke tempat mandi umum, ada yang dibuang ke semak-semak lalu dikerubungi semut, ada juga yang dibuang ke bak toilet 'cemplung', ada pula yang ditaruh di kardus.
Kejaiban kerap datang tak disangka. Bayi itu bertahan hidup sampai akhirnya ditemukan warga. Bahkan ada sepasang suami istri yang mengadopsi seorang bayi ketika baru ditemukan.
Dalam catatan Liputan6.com, setidaknya sejak Januari 2017, sudah enam bayi yang kelahirannya tak diinginkan orangtua mereka. Simak catatannya.
Bayi Dalam Kardus
Bayi mungil terbungkus kardus sambil menangis menggegerkan warga Dusun Panyepen, Desa Lebeng Timur, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Penemuannya pada Kamis 5 Januari 2017 malam. Bayi berjenis perempuan tersebut diduga dibuang orangtuanya di pinggir jalan yang tidak jauh dari permukiman warga.
Bayi malang ini ditemukan salah seorang warga bernama Ahmad Syamsul Arifin (37) asal Dusun Kembang Suka, Desa Prancak Kecamatan Pasongsongan, sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu, Ahmad tengah lewat di lokasi ditemukannya bayi tersebut.
"Orang yang menemukan bayi tersebut hendak menyetor arisan ke salah satu warga di Desa Prancak, tapi setelah hampir tiba ke rumah yang dituju, dalam perjalanan ada suara tangisan bayi dan kemudian ia turun dan mencarinya," kata Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resor (Polres) Sumenep, Ajun Komisaris Polisi, Hasanudin, Jumat 6 Januari 2017.
Menurut Hasanudin, dengan kondisi gelap gulita, Ahmad menyalakan handphone miliknya sambil menyisir lebih dekat mengikuti suara bayi. Tak lama kemudian, ditemukan kardus di pinggir jalan. Setelah kardus dibuka, ternyata berisi bayi yang masih dalam kondisi bernyawa, kemudian langsung dibawa pulang ke rumahnya.
"Jadi setelah tiba ke rumahnya, warga yang menemukan bayi mungil itu langsung melaporkan ke aparat desa setempat. Kemudian kepala desa langsung melaporkan ke Polsek, sehingga dari anggota kepolisian terjun ke lokasi dan menemui penemu bayi," jelas Hasanudin.
Hasanudin menambahkan, setelah beberapa jam, bayi itu baru ditemukan, ternyata kondisinya dalam keadaan sehat dan masih segar. Namun, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, bayi malang itu langsung dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis. Usai dilakukan perawatan medis, bayi mungil itu diasuh sementara oleh Ahmad.
Hasanudin menyatakan pihak kepolisian saat ini sedang melakukan penyelidikan dan terus memintai keterangan dari saksi mata untuk mengungkap pelaku pembuang bayi yang terbungkus kardus ini. Dengan demikian, pelaku yang telah tega melakukan tindakan tersebut bisa diganjar sesuai hukuman yang berlaku.
Advertisement
Bayi di Pagar Rumah Warga
Namanya Anayya Passiaturahma. Di umurnya yang baru hitungan jam, bayi perempuan cantik itu tak diinginkan orangtuanya. Tubuh mungil merahnya kemudian diletakkan dalam kardus di depan sebuah rumah di Kecamatan Tenayanraya, Pekanbaru.
Di tengah rintik hujan, bayi yang di badannya ini masih menempel tali pusar mampu bertahan. Cuaca dingin membuatnya menangis hingga diketahui Fauziah, sang pemilik rumah di Perumahan Griya Sepakat Asri.
Ketua RW 01 Tenayan Raya M. Yatim (65) saat dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan bayi dalam kardus tersebut. Dia menyebut bayi itu ditemukan di depan pagar rumah Fauziah pada Rabu 25 Januari 2017, sekitar pukul 21.00 WIB.
"Saat itu hujan, dari dalam rumah Fauziah mendengar suara tangisan bayi. Dia keluar rumah dan melihat ada bayi perempuan masih ada tali pusarnya," kata Yatim, Kamis siang, 26 Januari 2017.
Setelah menemukan seorang bayi, Fauziah langsung memberitahukan kepada M, Yatim dan pihak kepolisian di Mapolsek Tenayanraya Pekanbaru. Yatim menambahkan, bayi itu rencananya diadopsi Ketua RT 03 Kausim Mahfut dan istrinya, Ratingah.
"Di dalam keluarga mereka tidak dikaruniayi bayi perempuan. Saat ini mereka sedang mengikuti proses penyelidikan polisi. Setelah itu, baru bisa mengadopsi bayi tersebut," tutur Yatim.
Kapolsek Tenayanraya Kompol Indra Rusdi melalui Kanit Reskrim Ipda Sulaeman mengatakan bayi itu sedang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. "Kini bayi sedang dalam perawatan di rumah sakit. Untuk nama sudah diberi nama Anayya Passiaturahma," kata Ipda Sulaeman.
Sulaeman menyebut nama itu Fauziah dengan alasan sudah menyusui bayi usai ditemukan. "Penemuan ini masih dalam penyelidikan. Kita masih mencari orang tua bayi ini," kata Sulaeman.
Bayi di Kamar Mandi Umum
Kasus pernikahan sejenis terungkap di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Terungkapnya pernikahan terlarang itu setelah penemuan bayi laki-laki yang dibuang di tempat mandi warga di kawasan Jalan Sei Kenangan, Sei Tualang Raso, Tanjung Balai.
Warga yang pertama kali menemukan bayi tersebut bernama Hendra. Pengakuan Hendra, sekitar pukul 04.30 WIB pagi dirinya mendengar suara tangisan bayi di tempat mandi yang terletak di belakang rumahnya.
"Kami di dalam rumah awalnya mendengar ada suara bayi, saat kami cek, kami temukan bayi dalam kondisi dibedung," kata Hendra, Kamis 2 Februari 2017.
Selain dalam kondisi dibedong dan dibungkus, pada tubuh sang bayi juga terdapat darah seperti sisa lahiran. Penemuan ini kemudian menjadi perhatian warga, hingga akhirnya dilaporkan ke Polres Tanjung Balai.
Mendapat informasi, petugas Polres Tanjung Balai langsung turun menyelidiki. Kecurigaan muncul kepada seorang warga berinisial F. Wanita berusia 24 tahun itu disebut warga sempat membuang sesuatu ke lokasi penemuan bayi.
Kediaman F diketahui tidak jauh dari lokasi penemuan, yakni hanya berjarak sekitar 50 meter. Selanjutnya, warga mendatangi wanita tersebut. Saat ditemui, F mengaku dalam kondisi lemah dan sakit. Usai diinterogasi akhirnya diketahui F baru saja melahirkan.
Mendapati pengakuan tersebut, warga sangat terkejut. Karena selama ini F mengaku sebagai lelaki berstatus duda beranak satu. Sekitar empat bulan lalu, F menikahi warga setempat berinisial S. Bahkan saat itu, F sempat menggelar pesta pernikahan dengan wanita berusia 21 tahun itu.
Selain itu, warga juga kaget dan jadi tahu kalau F melakukan pernikahan sejenis dengan S.
"Terkejut semua, karena kami tahu F selama ini laki-laki. Aneh kenapa bisa begitu. Saat nikah dulu, F mengucap sebagai laki-laki. Jadi ini nikah perempuan sama perempuan," ucap Herman, warga lainnya.
Atas perbuatannya, F diamankan pihak Polres Tanjung Balai atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Anak. Polisi juga akan mengembangkan adanya dugaan pernikahan sejenis. Polisi kini memeriksa istri F, S serta saksi-saksi lainnya.
"Orangtua bayi dan bayi yang ditemukan warga dibawa ke RSUD Tanjung Balai untuk perawatan. Mengenai perkawinan sejenis masih dikembangkan, masih didalami," ucap Kasubbag Humas Polres Tanjung Balai AKP Y Sinulingga.
Advertisement
Bayi di Bak WC Cemplung
Apa jadinya jika bayi dibuang ke dalam bak WC cemplung? Nasibnya mungkin bisa serupa dengan bayi berjenis kelamin laki-laki yang dibuang di dalam WC cemplung di Dusun Taruncue, Desa Ale Nangka, Kabupaten Sinjai Selatan, Sulawesi Selatan.
Bayi mungil itu pertama kali ditemukan Arif, warga setempat sekitar pukul 10.00 Wita, Kamis 2 Februari 2017. Saat itu, Arif hendak buang air besar di WC cemplung.
Belum juga sempat membuang hajat, ia dikagetkan oleh jeritan tangis bayi yang berasal dari liang WC. Diselimuti rasa penasaran dan takut, ia membatalkan dirinya untuk BAB. Ia ke luar jamban untuk meminta pertolongan warga agar membongkar bak WC tersebut.
Rasa penasaran Arif dan warga terjawab. Mereka menemukan bayi mungil yang masih lengkap dengan ari-ari itu. Warga kemudian membawa bayi yang masih bertahan hidup itu ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Hingga kini, bayi belum bernama itu masih dalam perawatan medis di rumah sakit. Temuan itu dibenarkan Kasat Reskrim Polres Sinjai AKP Sardan.
"Bayi ini pertama ditemukan dalam kondisi masih hidup oleh Petta Arif seorang warga setempat. Saat ini kita melakukan penyelidikan dan pengembangan untuk mengetahui siapa orang tua bayi tersebut," Sardan memungkasi.
Beberapa hari kemudian, polisi berhasil mengungkap identitas orangtua bayi mungil yang pertama kali ditemukan oleh Arif itu. Ternyata bayi itu hasil hubungan gelap putrinya Arif berinisial AR dengan pria berinisial MA yang berprofesi sebagai tukang becak bermotor (bentor) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Di hadapan polisi, AR mengaku hubungan asmara dengan MA terjalin di Kota Makassar. Kala itu, ia bekerja membantu tantenya berjualan di kota yang berjuluk Kota Daeng.
"Sebenarnya, bayi itu adalah cucu dari Arif atau Petta Arif. Ia tidak mengetahui jika anaknya selama ini telah berbadan dua. Dan setelah pemeriksaan, AR mengakui bayi yang ditemukan dalam bak WC adalah anaknya," ucap Kasat Reskrim Polres Sinjai, AKP Sardan, Sabtu, 4 Februari 2017.
Bayi di Semak Dikerubungi Semut
Baru berumur beberapa jam, bayi tampan berkulit putih harus menghadapi kerasnya kehidupan. Bayi itu diduga dibuang sang ibu ke semak-semak di Jalan Siak, Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.
Saat ditemukan pekan lalu, sang bayi sudah dikerubungi semut. Entah berapa lama tubuh mungilnya mendapat gigitan dari serangga itu, hingga akhirnya ditemukan pria bernama Bayu Sutiono ketika ingin buang air kecil di lokasi tersebut.
"Ketika ingin buang air itu, saksi melihat ada bayi yang dikerubungi semut," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo, Selasa 7 Februari 2017.
Seolah sadar ada orang yang mendekatinya, bayi tersebut langsung menangis. Bayu kemudian membersihkan tubuh sang bayi dan segera membawanya dari lokasi tersebut.
Bayu kemudian membawa bayi tampan itu ke klinik terdekat untuk mendapat perawatan. Petugas kesehatan langsung menanganinya dan memasukkan ke tabung inkubator untuk pemulihan sang bayi.
"Jenis kelaminnya laki-laki, masih ada tali pusar. Diduga langsung dibuang ke lokasi itu setelah dilahirkan," kata Guntur.
Saksi tersebut kemudian membuat laporan ke Polsek Mandau untuk mengusut siapa orangtua yang tega membuang darah dagingnya sendiri. Petugas langsung melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Orangtuanya masih dicari supaya mempertanggungjawabkan perbuatannya," ucap Guntur.
Beberapa hari setelah ditemukan sejak pekan lalu, kondisi bayi itu sudah membaik. Warga-pun berbondong-bondong ke klinik untuk melihatnya. Bahkan ada sepasang suami - istri yang dikabarkan bersedia mengadopsi bayi malang tersebut.
"Kabar terakhir, sudah ada warga yang berniat menjadi orangtua asuhnya," sebut Guntur.
Hanya saja, Guntur tidak menyebut siapa warga pasutri dimaksud, deangan tujuan tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Proses adopsi ini kemudian telah disetujui Dinas Sosial setempat.
"Beberapa bulan ke depan bayi itu akan dirawat oleh orangtua asuhnya hingga ada putusan pengadilan terkait pengangkatan anak," ucap Guntur.
Bayi itu juga disebut sudah diberi nama, yakni Muhammad Rizky. Segala perlengkapan bayi juga sudah dibeli oleh orangtua asuh yang disebut Guntur berprofesi sebagai polisi tersebut.
"Istrinya polisi ini juga sudah menunggu bayi itu selama 24 jam selama dirawat," kata Guntur.
Advertisement
Bayi Diantar ke Puskesmas
Di saat sebagian orang merayakan hari kasih sayang atau Valentine pada 14 Februari kemarin, pria bernama Aris Replis Sandi ini justru berurusan dengan polisi dan ditahan di Mapolres Indragiri Hulu (Inhu), Riau. Dia bahkan menelantarkan anak yang baru saja dilahirkan oleh sang pacar.
Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Guntur Aryo Tejo menyebutkan, kasus Aris ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak di Satuan Reserse Kriminal Polres Inhu. Dia diduga menghamili pacarnya, ES, yang masih di bawah umur.
Guntur menyebutkan, kejadian ini berawal ketika sebuah puskesmas pada 12 Februari 2017 menerima bayi perempuan yang diantarkan pelaku. Kepada petugas‎, dia menyebut bayi itu ditemukannya di jalan.
"Kala itu, pelaku juga mengantarkan seorang perempuan yang diduga baru melahirkan. Usai itu, dia meninggalkan bayi dan perempuan tersebut di puskesmas," kata Guntur, Rabu 15 Februari 2017.
Petugas puskesmas melapor ke polisi dan memberitahu orangtua ES. Awalnya, orangtua korban tidak percaya putrinya telah melahirkan karena selama ini tidak melihat adanya tanda-tanda kehamilan.
"Jadi kata orangtuanya, sang anak selalu sekolah dan juga sibuk bekerja, sehingga tidak ada waktu keluar rumah," kata Guntur.
Namun setelah diberi penjelasan terkait penyidikan kepolisian soal yang menghamilinya anaknya adalah Aris, barulah orangtua korban percaya. Pelaku dan korban berpacaran selama ini sampai hamil. Korban menyembunyikan kehamilannya dengan memakai baju longgar.
"Orangtua ini juga menanyakan langsung kepada korban dan pelaku. Keduanya mengaku berpacaran hingga hamil pada tahun lalu," sebut Guntur.
Pelaku juga menyebut korban melahirkan tanpa adanya bantuan medis. Bayi itu kemudian diserahkan korban kepada pelaku untuk dirawat sementara. Hanya saja, pelaku malah mengantarkan buah hatinya itu ke puskesmas.
"(Diantar ke puskesmas) dengan menyebut menemukan bayi yang ditelantarkan," kata Guntur.
Petugas yang curiga langsung melapor ke polisi. Petugas kemudian melakukan penyelidikan hingga mengarah kepada Aris. Dia pun diamankan dan diproses untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya saat Hari Valentine.
Atas perbuatannya, Aris dijerat dengan Pasal 81 ayat 3 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak‎.
"Dalam kasus ‎ini disita barang bukti berupa sehelai jaket warna krem berlumuran darah, sehelai kaus lengan panjang berdarah dan sehelai selendang warna putih berlumuran darah," kata Guntur.
Polisi juga melakukan visum kepada korban sebagai alat bukti lainnya, serta melakukan pemeriksaan saksi-saksi untuk melengkapi berkas Aris yang sudah jadi tersangka itu.
Sementara untuk bayi malang itu kini sudah dititipkan dan dirawat di Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hulu. Setidaknya, kelahiran sang bayi membuat kasus ini terungkap di Hari Valentine.