Liputan6.com, Yogyakarta - Fajar Oktadela Maryanto terkejut ketika seorang bocah berusia 9 tahun tiba-tiba mendatangi dan bertanya kepada istri yang menemaninya bekerja, Selasa malam, 14 Februari 2017, sekitar pukul 19.00 WIB. Ketika itu, ia dan sang istri Maryanto sedang berjualan roti bakar seperti biasa.
Bocah itu berjalan kaki dari arah utara dengan membawa bungkusan kantong plastik hitam berisi sate ayam dan uang Rp 7.000. "Kalau mau ke Solo masih jauh tidak, Bu?" ujar Fajar menirukan ucapan bocah itu saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 16 Februari 2017.
Mendengar pertanyaan anak kecil itu, Fajar pun menyuruhnya duduk dan bertanya latar belakang si anak. Bocah laki-laki itu mengaku bernama Rafael Babtista Nugroho yang bersekolah di SDN Minomartani.
Ia tinggal bersama dengan ayah dan bunda (yang kemudian diketahui sebagai ibu tirinya) di Dusun Bakungan Utara, Candi Gebang, Condongcatur, Sleman. Ia ingin pergi ke Solo untuk bertemu ibu dan kakeknya.
Rafael mengaku pergi dari rumah karena diusir. Akan tetapi, ia tidak menjelaskan secara detail siapa yang mengusirnya. Fajar kembali bertanya alasan Rafael diusir. Bocah itu hanya menjawab karena dia nakal tidak mau disuruh tidur siang.
"Setelah saya tanya, saya langsung posting ke grup Info Cegatan Jogja (ICJ) mengenai keberadaan Rafael dan banyak yang merespons," kata laki-laki berusia 30 tahun itu.
Unggahan itu menarik perhatian warga. Bahkan, aparat Desa Maguwoharjo dan sebagian masyarakat sampai mendatangi lokasinya berjalan.
Informasi itu pun terdengar sampai ke ayah Rafael. Beberapa jam kemudian, ia mendatangi Fajar dan menjelaskan duduk persoalannya. Versi sang ayah, kata Fajar, Rafael tidak diusir dari rumah.
Baca Juga
"Ayahnya bilang, dia cuma berkata nanti bohong lagi ya kepada Rafael karena sebelumnya Rafael berbohong soal tidur siang. Dia juga bilang anaknya pergi dari rumah karena takut, bukan diusir," tutur Fajar.
Meskipun demikian, Fajar tidak lantas mengembalikan Rafael ke ayahnya. Sebab, Rafael enggan kembali ke rumah dan menunjukkan gelagat ketakutan. Fajar pun meminta izin kepada aparat desa untuk mengajak Rafael menginap di rumahnya.
"Supaya dia lebih tenang, saya melihat kok psikisnya seperti ketakutan sekali," kata dia.
Aparat desa akhirnya mengizinkan Rafael menginap di rumah Fajar. Tak lama berselang, Fajar kembali ditelepon. Kali ini, oleh bulik (bibi) dari Rafael yang tinggal di Solo. Perempuan itu mendapat informasi soal keponakannya dari Info Cegatan Solo (ICS) yang ada di grup media sosial.
"Dia hanya menanyakan kondisi keponakannya dan baru pada Rabu, 15 September, pukul 07.00 WIB, keluarga Rafael dari Solo menjemput dan membawa bocah itu," ucap Fajar.
Fajar tidak bisa memastikan siapa yang memberi keterangan benar soal Rafael yang pergi dari rumah karena pihak ayah dan ibu memberi keterangan berbeda. Keluarga ibu memberi keterangan soal cara didik ayah Rafael yang berbeda.
"Jadi yang saya informasikan itu keterangan dari anaknya langsung," ujar Fajar.