Sukses

Kawanan Buaya Gegerkan Warga Kampung Zumi Zola

Menurut warga di kampung Zumi Zola, kawanan buaya sudah pernah memangsa dua ekor kambing dan tiga orang.

Liputan6.com, Jambi Sebagian warga di kampung Zumi Zola, tepatnya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) tengah resah akan kemunculan kawanan buaya sungai. Terutama saat kondisi banjir.

Berdasarkan informasi, kawanan buaya itu kerap muncul selama tiga hari terakhir di Desa Catur Rahayu, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjabtim, Jambi. Desa Catur Rayahu memang berada di jalur anak sungai Batangari yang bermuara di pesisir timur Jambi.

Saat ini, sebagian wilayahnya tengah dilanda banjir akibat rob dan curah hujan yang tinggi.

"Kemarin saya lihat ada dua muncul buaya sebesar paha manusia dewasa di sekitar sungai," ujar Puji (49), salah seorang ibu rumah tangga di Desa Catur Rahayu, Sabtu (18/2/2017).

Menurut Puji kawanan buaya kerap muncul di desanya saat air sungai meluap. Saat banjir 2016 lalu misalnya, kawanan buaya sempat memangsa dua ekor kambing milik warga.

"Tahun-tahun sebelumnya sampai ada korban jiwa karena dimangsa buaya. Saya hitung ada tiga orang," tutur Puji.

Puji sebelumnya juga sempat mendengar kabar, jika Pemkab Tanjabtim berencana membuat penangkaran buaya di desanya. Namun rencana tersebut sampai saat ini belum terealisasi.

Sejumlah kecamatan di kabupaten yang merupakan kampung keluarga besar Gubernur Jambi, Zumi Zola ini memang dikenal banyak didiami buaya. Sebagian besar daerahnya banyak terdapat anak-anak sungai Batanghari serta rawa-rawa yang memang menjadi habitat buaya.

Sementara itu, Kepala Seksi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Faried mengatakan, Desa Catur Rahayu memang memiliki populasi buaya yang cukup banyak.

Hal itu dikarenakan kondisi wilayahnya yang dialiri jalur sungai. Namun demikian, status kawasan di desa itu adalah Areal Penggunaan Lain (APL).

Sebelum menjadi pemukiman, Desa Catur Rahayu merupakan kawasan hutan. Kondisi berubah saat program transmigrasi, maka dibuka lahan-lahan baru untuk pemukiman di daerah itu.

"Alih fungsi ini mempengaruhi habitat buaya sehingga kerap muncul," ucap Faried.

Karena statusnya bukan kawasan konservasi, pihak BKSDA hanya melakukan sosialisasi agar masyarakat di kampung keluarga besar Gubernur Jambi, Zumi Zola itu waspada binatang buas dan liar. Salah satunya adalah buaya.

"Namun jika diperlukan, kami (BKSDA) siap memindahkan buaya-buaya itu ke lokasi yang jauh dari pemukiman," kata Faried.