Liputan6.com, Surabaya - Pagi hari, kicau Burung Kolibri dan Burung Sirpu saling bersahutan di antara hijauan pohon trembesi yang tumbuh di sekitar Taman Mundu Kota Surabaya, Jawa Timur. Kicauan yang menambah semangat pagi untuk berolahraga.
Cuaca pagi di Kota Pahlawan kali ini memang cerah tak seperti biasanya. Langit cerah menemani sapaan pagi setiap orang yang menikmati salah satu Taman Kota di Surabaya.
Ya, Taman Mundu sekaligus mengucapkan salam pagi dan selamat berolahraga. Kali ini Liputan6.com berkunjung di taman yang berada tepat di depan stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya.
Advertisement
Sesuai namanya, Taman ini terletak di Jalan Mundu. Sebelum dijadikan sebagai taman kota, dulu tempat ini berupa lapangan olahraga dan digunakan untuk tempat parkir mobil warga sekitar Jalan Tambak Sari.
Baca Juga
Namun sejak diresmikan tahun 2010, fungsi taman ini semakin tampak dan kian indah. Meskipun tetap sebagai tempat olahraga, namun taman ini kerap juga digunakan tempat nongkrong pemuda-pemudi Surabaya. Dari pagi siang sore hingga malam Taman Mundu hidup selama 24 jam.
Taman ini lebih gemerlap di malam hari. Fasilitas taman dipasang lampu hias dan ikon Taman Mundu, yakni air mancur juga dipercantik dengan lampu sorot berwarna-warni.
Spot malam memang lebih cocok untuk berfoto selfi bersama teman-teman komunitas maupun bersama keluarga. Karena di taman ini saat malam datang akan lebih terlihat indah dan memukau.
Air mancur yang jadi ikon Taman Mundu ini menjadi objek berfoto selfi. Karena air mancur ini tampak berkilauan dengan sorot lampu dalam berbagai macam warna yang dapat memanjakan mata siapa saja yang memandangnya.
Pagi ini sayangnya atraksi air mancur dari dua kolam air yang berada di Taman Mundu tidak bisa dinikmati. Tertulis di sana 'Kolam Air Mancur sedang Pembersihan'.
Adapun taman ini juga bersahaja bagi para orangtua dan lansia. Sebab taman ini menyediakan fasilitas jalur khusus pijat refleksi. Jalur ini diberi batu-batu kecil yang berfungsi untuk memijat telapak kaki.
Sulit dipercaya memang jika melihat ke beberapa tahun silam, bahwa di pinggir jalan raya ini dulu pernah terdapat sebuah lapangan yang cenderung tidak terurus.
Namun, saat melintas di Jalan Tambak Sari saat ini, lapangan ini disulap jadi Taman yang megah, hijau asri dengan bunga-bunga yang tampak indah sehingga sejuk dipandang mata di pagi hari.
Jika menuju sebelah barat taman kota ini, terdapat pemukiman warga. Mayoritas penghuninya keturunan etnis Tionghoa.
Di sana, pagi ini Liputan6.com melihat sejumlah siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri Gading III Kota Surabaya turun dari bis kota. Mengenakan seragam motif hijau dan hitam, mereka memasuki pemukiman di Jalan Mangga itu.
Mereka menuju pemukiman yang letaknya hanya 500 meter dari Taman Mundu itu. Di pemukiman itu terdapat museum rumah wafat pencipta lagu kebangsaan Indonesia WR Supratman yang terletak di Jalan Mangga Nomor 21.
Para siswa itu menyempatkan mengunjungi museum rumah WR Supratman tersebut. Hampir setiap pagi ketika ke Taman Mandu.
"Di taman ini setiap pagi siswa-siswa memang menuju Jalan situ, mereka mengunjungi museum rumah wafat WR Soeprtaman pencipta lagu Indonesia Raya," kata Fauzi, warga Bogen yang sedang mengajak jalan cucunya di Taman Mundu, Sabtu, 18 Februari 2017.