Sukses

Jakarta Banjir, Daerah Ini Malah Terancam Kebakaran

Jakarta banjir seiring puncak musim hujan, demikian juga daerah lain. Namun, daerah ini malah dihantui kebakaran.

Liputan6.com, Pekanbaru - Jakarta banjir seiring puncak musim hujan ini. Beberapa daerah juga dilaporkan sedang dilanda bencana banjir. Di daerah lain, ada yang terancam bencana yang tidak dipicu pergerakan air, melainkan api atau kebakaran.

Awal 2017, setidaknya 64 hektare lahan di beberapa kabupaten di Riau dilumat api. Meski sudah diatasi, kebakaran diprediksi masih terjadi karena Riau seiring musim kemarau kering.

Keadaan cuaca seperti ini biasanya dimanfaatkan sekelompok orang merambah dan membakar hutan untuk membuka perkebunan, atau membersihkan lahan yang sudah dikapling guna ditanami sawit.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger, meskipun skalanya masih kecil tapi kebakaran harus ditanggulangi secara dini supaya tidak meluas dan menimbulkan bencana asap seperti 2015.

Kebakaran sejak Januari hingga Februari ini, terpantau di Rokan Hulu, Pelalawan, Dumai, Bengkalis, Meranti, Siak dan Kuantan Singingi. Keadaan ini pulalah yang membuat Gubernur Riau menetapkan status siaga.

Menurut Edwar, adanya penetapan status tersebut membuat penanganan kebakaran hutan dan lahan dilakukan sedini mungkin, sehingga bisa menekan.

"Ini tugas kita bersama untuk terus memerangi kebakaran hutan dan lahan. Kita akan terus berupaya agar Riau bebas asap," jelasnya, Senin petang, 20 Februari 2017.

Sementara itu, Komandan Satgas Siaga Darurat Karhutla Riau Brigadir Jenderal TNI Nurendi mengatakan kawasan yang terbakar terletak di wilayah pesisir.

Menurut dia, kondisi di pesisir sulit diprediksi. Pasalnya, saat wilayah lain hujan, pesisir malah kering dan rawan terbakar sehingga menjadi perhatian khusus.

"Seperti hari ini, BMKG mendeteksi titik-titik api berada di Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir dengan luas kebakaran mencapai 20 hektare," kata Nurendi di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

Selain di Rokan Hilir, kebakaran juga terpantau di Kabupaten Siak. Kedua wilayah tersebut dikategorikan sebagai pesisir Riau, bersama dengan Bengkalis, Meranti, dan Dumai.

"Kebakaran di Rokan Hilir dan Siak merupakan contoh bahwa wilayah pesisir Riau perlu perhatian khusus untuk terus diantisipasi Satgas Penanggulangan Karhutla," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi mengatakan curah hujan di bagian pesisir cenderung menurun.

"Sesuai prediksi indeks kekeringan, secara umum Februari ini musim kemarau terutama untuk daerah pesisir," ujar dia.

Slamet menyebutkan, kemarau diprediksi berlangsung hingga pertenghan Maret mendatang. Sementara memasuki pertengahan Maret, cuaca akan kembali memasuki musim hujan dengan puncaknya pada April.

"Lalu pada Mei hingga September mendatang akan kembali masuk musim kemarau. Ini yang perlu diwaspadai karena kemarau akan cukup panjang," kata dia.

Sementara, Sekretaris Manggala Agni Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau Ihsan Abdillah menyebutkan, kebakaran 20 hektare di Rokan Hilir sudah berlangsung empat hari.

"Dugaannya sengaja dibakar, di sana lahannya gambut. Dari udara sangat jelas terlihat adanya kanal-kanal yang sengaja memisahkan antara lahan kosong dan lahan yang telah ditanam sawit," kata Ihsan.

Dia menyebut hingga kini pemadaman masih mengandalkan tim darat dan sudah berada di lokasi. Sementara, pemadaman melalui udara atau bom air tidak memungkinkan karena lokasinya terlalu jauh.