Sukses

Bupati Ini Salahkan Masyarakat Sebagai Penyebab Banjir Bandang

Banjir bandang yang terjadi Minggu lalu merupakan yang terparah terjadi di kabupaten itu.

Liputan6.com, Tondano - Banjir bandang yang menimpa tiga wilayah di Sulawesi Utara yakni Kabupaten Minahasa, Kota Manado, dan Kota Tomohon pada Minggu, 19 Februari 2017 lalu, mengakibatkan sedikitnya 1.000 rumah terendam. Ratusan kepala keluarga juga terpaksa mengungsi.

Bupati Minahasa Jantje Sajow menuding penyebab banjir karena ulah masyarakat. "Banjir yang terjadi belakangan ini, dan terparah pada 19 Februari kemarin dikarenakan ulah dari masyarakat sendiri," ujar Jantje saat memimpin rapat dinas jajaran Pemerintah Kabupaten Minahasa, Senin, 20 Februari 2017.

Jantje mengatakan, penyebab utama terjadinya banjir karena tidak ada saluran air atau sudah ditutup. Hal itu dipicu pembangunan rumah di atas saluran air.

"Masalah lain adalah sampah yang mengakibatkan terjadinya penyumbatan," ujar politikus  PDI Perjuangan itu.

Setelah banjir Minggu lalu, Pemkab Minahasa kini terus membersihkan selokan-selokan yang dipenuhi sampah dan lumpur. "Selain itu, saluran antara kelurahan Koya dan Kampus Unima akan diperlebar," ujar dia.

Bupati juga menyoroti banjir yang terjadi di Kecamatan Sonder. "Penyebabnya adalah karena puncak Hutan Lengkoan sudah gundul. Sehingga tak mampu lagi menahan air," ujar bupati.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Utara Noldy Liow menjelaskan, banjir bandang dan longsor yang terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi.

"Diperkirakan kurang lebih ada 1000 rumah yang tergenang air yang disertai dengan lumpur, dan itu tersebar di Remboken, Sonder Selatan dan Tondano Kabupaten Minahasa. Juga beberapa kelurahan di Manado dan Tomohon," ujar Noldy, Senin, 20 Februari 2017.

Noldy mengatakan, kondisi saat ini sudah mulai kembali normal dan warga bisa beraktivitas di rumah mereka. "Tinggal membersihkan rumah dan pekarangan dari sisa-sisa material bawaan banjir," ujar Noldy.