Sukses

Nasabah Bank Sampah Makassar Bisa Pilih Tukar Uang atau Beras

Bank sampah Makassar menampung setidaknya enam ton sampah kardus, dua ton sampah plastik dan satu ton sampah logam.

Liputan6.com, Makassar - Bank sampah yang menjadi program unggulan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar hingga saat ini diminati masyarakat kota daeng. Setiap hari, berbagai jenis sampah yang dibawa masyarakat ke bank sampah pusat Kota Makassar yang berlokasi di Jalan Toddopuli Raya, Kecamatan Panakukang, Makassar terus meningkat.

"Setiap hari itu, sampah kertas berupa kardus masuk ke sini sekitar enam ton, sampah plastik berupa gelas dan botolan plastik sekitar dua ton serta sampah logam sekitar satu ton," kata Arifuddin, staf UPTD Pengelolaan Daur Ulang Sampah saat ditemui di sela-sela mengawasi proses penyortiran sampah oleh para pekerja di bank sampah pusat Kota Makassar, Selasa, 21 Februari 2017.

Sampah yang masuk ke bank sampah, sambung Arifuddin, sudah tersortir. Sampah warga yang masuk ditimbang kemudian dicatat dalam buku tabungan bank sampah.

"Baik sampah plastik, sampah kertas dan sampah logam yang telah terkumpul itu dibawa ke kawasan industri Makassar. Di sana sudah ada perusahaan yang sejak awal membeli jenis sampah yang dibutuhkan sebagai bahan baku untuk diolah kembali," kata Arifuddin.

Hasil dari penjualan ke perusahaan di kawasan industri Makassar tersebut, lanjut Arifuddin, kemudian dibayarkan kepada masyarakat yang sebelumnya tercatat menabung sampah di bank sampah Makassar.

Bank sampah Makassar menampung setidaknya enam ton sampah kardus, dua ton sampah plastik dan satu ton sampah logam. (Liputan6.com/Eka Hakim)

"Jadi, masyarakat yang datang membawah sampah sortiran ke bank sampah itu punya rekening dari bank sampah. Sehingga berapa jumlah sampah yang ia bawa ke sini tercatat semuanya," ungkap Arifuddin.

Selain bisa menggunakan sistem menabung, masyarakat juga dapat menukar langsung sampah sortiran yang ia bawa ke bank sampah dengan beras.

"Tergantung mereka saja, mau langsung dibayarkan dengan beras atau nanti banyak baru hasil pembeliannya ditransfer ke rekening bank sampah masing masing," ujar Arifuddin.

Bank sampah bukan hanya program tunggal yang menjadi unggulan Pemkot Makassar. Program lainnya yang juga ikut andil dalam upaya membangun kesejahteraan masyarakat Kota Makassar yakni program badan usaha lorong (bulo).

Masyarakat Makassar yang tinggal di dalam lorong bisa memanfaatkan lingkungan sekitarnya untuk lebih produktif. Dengan menanam sayuran berupa tomat, cabai, kol kembang dan sawi bunga meski tanpa didukung lahan yang luas.

Tembok, dinding pagar, bahkan pinggiran selokan sekalipun saat ini, dapat ditanami cabai dan tomat dengan sistem hidroponik. Hasilnya pun sudah dirasakan beberapa kecamatan, baik lewat menambah penghasilan maupun mengurangi uang belanja dapur.