Liputan6.com, Bandung - Salah satu gedung ikonik dan bersejarah Kota Bandung, yaitu Gedung De Majestic yang terletak di Jalan Braga, kembali diambil alih oleh Perusahaan Daerah (PD) Jasa dan Kepariwisataan (Jawi) Provinsi Jawa Barat. Rencananya, gedung tersebut akan menjadi Broadway-nya warga Bandung.
"‎Kami dengan para stakeholder terkait ingin menjadikan De Majestic ini sebagai destinasi wisata," kata Direktur PD Jawi, Ade Didik Iskandar di Gedung De Majestic, Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat, 24 Februari 2017.
Gedung De Majestic sebelumnya merupakan Gedung Bioskop Concordia yang dibangun pada 1925 oleh Prof. C. P. Wolff Schoemaker. Meski mencoba mengimbangi perkembangan zaman dan beberapa kali berganti nama, Concodia yang tak bisa melawan kehadiran bioskop modern akhirnya redup.
Gedung De Majestic kemudian beralih menjadi tempat pertunjukan hingga saat ini. Namun, sebuah tragedi mencoreng kemegahan De Majestic.
Pada 9 Februari 2008, gedung yang sempat dinamai Asia Africa Culture Center (AACC) itu menjadi tempat konser salah satu band underground 'Beside'. Kemeriahan konser berakhir dengan kematian 11 penonton akibat kebakaran di tempat yang hanya berkapasitas 500 orang itu.
Advertisement
Baca Juga
Kini, PD Jawi berencana meneguhkan tempat tesebut sebagai salah satu pusat pertunjukan seni dan budaya. Sebagai bangunan bersejarah, tidak ada perubahan berarti pada interior Gedung De Majestic ‎itu. Setelah tidak berfungsi sebagai bioskop, gedung itu memang lebih banyak digunakan sebagai ruang pertunjukkan seni.
Didik mengatakan, ke depan, De Majestic Bandung akan menjadi tempat wisata untuk menampilkan seni budaya, khususnya budaya Sunda.
"‎Gedung ini akan dikembalikan sebagai pusat pertunjukan budaya. Visi gedung bersejarah dan bernilai tinggi ini ingin kembali menghadirkan pertunjukan budaya terutama budaya sunda," kata Ade.
Dia berharap, gedung kebudayaan De Majestic ini bisa memberikan pengetahuan kepada wisatawan asing tentang kesenian budaya Sunda. Untuk itu, PD Jasa dan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat akan menampilkan pertunjukan kesenian Sunda setidaknya dua kali dalam seminggu.
‎"Intinya, visi ke depan De Majestic bisa menjadi ikon dan Broadway-nya Braga. Sejarahnya dulu ini (Jalan Braga) memang Broadway-nya Bandung," ujar Ade.
Menurut Ade, selain sebagai tempat pertunjukan seni dan budaya Sunda, gedung tersebut nantinya akan dikomersilkan. Sebagian pendapatan dari penyewaan gedung nantinya dipergunakan untuk menyubsidi kegiatan-kegiatan seni budaya yang bersifat pendidikan.
"Tidak perlu malu untuk mengkomersilkan budaya dan pariwisata karena memang harus komersial. Di Bali bisa berhasil karena punya model bisnis‎nya. Di sini kita juga akan buat model bisnisnya," tutur Ade.