Sukses

Wabah Campak, Orang Rimba Ramai-ramai Keluar Hutan

Saking banyaknya warga rimba yang lari keluar hutan, pemukiman Orang Rimba menjadi sepi dan lengang

Liputan6.com, Jambi Wabah campak tengah menghantui kelompok Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) di kawasan Taman Nasional Bukti Duabelas (TNBD), Provinsi Jambi. Pemukiman yang biasanya ramai di diami Orang Rimba kini menjadi lengang.

Menti Ngalembo, salah satu pimpinan kelompok Orang Rimba di kawasan Terap, Kecamatan Bathin XXIV, Kabupaten Batanghari, Jambi mengatakan, ada 166 kepala keluarga yang mendiami pemukiman Orang Rimba di kawasan hutan TNBD. Namun sudah lebih dari sepertiganya lari keluar hutan karena takut wabah campak.

"Mereka keluar rimba mencari pengobatan," ujar Menti Ngalembo di Batanghari, Minggu (26/2/2017).

Menurut dia, hanya tinggal tersisa 20 kepala keluarga saja yang masih bertahan di dalam hutan. Ngalembo juga mengatakan, selama ini anak-anak Orang Rimba tak pernah diberikan imunisasi oleh pemerintah.

"Kami dengar campak bisa dicegah dengan imunisasi. Jadi kami mohon diberi imunisasi juga," tutur Ngalembo dengan logat khas Orang Rimba.

Akibat banyaknya Orang Rimba yang sakit, Ngalembo mengaku warganya menjadi kesulitan mencari makan. Para laki-laki Orang Rimba disibukkan dengan membawa keluarganya yang sakit keluar hutan untuk berobat. Untuk keluar hutan juga tidak gampang, apalagi musim hujan tengah melanda.

"Butuh berjam-jam berjalan kaki dan naik sepeda motor untuk keluar hutan. Kami tidak ada waktu lagi berburu mencari makan," ujar Ngalembo.

Sementara itu, Asisten Program Pemberdayaan dari Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi yang selama ini fokus mendampingi kelompok Orang Rimba, Ade Chandra mengatakan, kelompok Orang Rimba yang sakit campak kini tersebar di tiga rumah sakit.

Rumah sakit itu adalah RSUD Raden Mattaher Jambi, RSUD Haji Abdul Majid Batoe Muarabulian, Kabupaten Batanghari, dan RSUD Chatib Quswain Kabupaten Sarolangun.

"Total hari ini ada 26 orang," ucap Ade.

Ade mengungkapkan, selain melakukan evakuasi terhadap warga rimba yang sakit. KKI Warsi juga telah menjalin komunikasi dengan dinas terkait yakni dinas kesehatan.

"Dinas kesehatan berjanji mendirikan posko kesehatan di kawasan Terap dan di Puskesmas Bathin XXIV untuk mengatasi wabah pada Orang Rimba ini," ujar Ade menerangkan.

Sementara untuk jangka panjangnya, dinas kesehatan akan menempatkan petugas medis khusus di Posko kesehatan yang telah didirikan itu.