Sukses

Keindahan Pagi di Pantai Buah Reklamasi

Material urugan inilah yang berasal dari bukit-bukit yang akhirnya juga dibabat dan diratakan. Entahlah apa yang terjadi nanti.

Liputan6.com, Semarang matahari terbit dari rambutmu yang panjang
seperti sungai masa kecilku
di mana muara cinta senantiasa tidak pernah menyerah
untuk melakoninya sekaligus mengenangnya

hingga cakrawala

(Abdul Wachid BS ~ mojokerto, 18 januari 2016)

Selamat Pagi Indonesia. Salam pagi dari Semarang. Pagi hari menatap matahari terbit, menyiratkan sebuah semangat kehidupan. Itulah sebabnya manusia lebih menyukai memandang matahari terbit, komplit dengan semburat jingga akibat pembiasan cahayanya.

Menjadi saksi terbitnya matahari di Pantai Marina Semarang, memang bisa mengungkit sejuta imajinasi. Seperti penyair Abdul Wachid BS yang mampu menggambarkan cintanya dengan metafora matahari terbit. Bukan hanya Abdul Wachid, nyaris semua penyair pernah menuliskan keindahan matahari terbit sebagai metafora mereka, sedih, gembira, syahdu, dingin dan sejuta perasaan lain.

Pagi Merekah di Bekas Hutan Mangrove (foto : Liputan6.com/ Edhie Prayitno Ige)

Pantai Marina sejatinya sebuah pantai hasil reklamasi. Awalnya pantai ini adalah sebuah hutan mangrove. Hingga pemerintah memberi izin reklamasi pantai ini.

Reklamasi direncanakan seluas 200 ha yang secara administratif masuk Kelurahan Tambakharjo, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. Kawasan di yang reklamasi tersebut memanjang sesuai dengan bibir atau garis pantai.

Dengan pola reklamasi yang demikian, maka ini akan melewati daerah tambak yang dimiliki oleh petambak pada daerah tepi pantai. Lebih lanjut reklamasi ini akan mengarah ke laut. Hal ini melihat daerah yang akan di reklamasi cukup luas yaitu sekitar 200 hektar. Penimbunan atau pengurukan dengan material sebanyak 5 juta m3.

Material urukan inilah yang berasal dari bukit-bukit yang akhirnya juga dibabat dan diratakan. Entahlah apa yang terjadi nanti.

2 dari 2 halaman

Tawaran Keindahan

Awalnya garis pantai berbentuk cekungan yang menjorok ke daratan (teluk). Tidak langsung berhadapan dengan samudera luas, sehingga ombaknya tidaklah tinggi. Cukup aman untuk mandi atau berendam di pantai. Dari Pantai Marina bisa pula disaksikan pesawat terbang sedang take off atau landing terlihat dari pantai ini.

Hasil reklamasi ini akhirnya menjadi pantai landai berpasir hitam. Di bibir pantai warna airnya terlihat agak gelap kecoklatan, sedangkan agak ke tengah relatif lebih jernih berwarna agak kehijauan.Sebenarnya kualitas air lautnya tidak cukup ideal sebagai tempat wisata, karena dekat dengan muara sungai Banjir Kanal Barat yang membelah kota Semarang dari arah hulu.

Pagi Merekah di Bekas Hutan Mangrove (foto : Liputan6.com/ Edhie Prayitno Ige)

Di sepanjang bibir pantai terdapat selasar dari paving blok yang cukup nyaman pula untuk joging. Bangunan Gazebo dan bangku-bangku menambah kenyamanan menikmati pagi. Baik pada waktu pagi, maupun sore hari. Dari selasar yang menghadap ke arah barat ini juga asyik untuk menikmati keindahan matahari terbenam di sore hari.

Keunggulan utama Pantai Marina adalah lokasinya yang sangat dekat dari pusat kota Semarang. Dari Simpang Lima hanya berjarak sekitar 7 km ke arah barat laut. Akses jalannya juga lebar dan mulus, sehingga sangat mudah dijangkau, baik dengan sepeda motor maupun mobil.