Sukses

Jurus Jitu Basarnas Selamatkan Nyawa Orang Tenggelam di Laut

Sepanjang tahun 2016 hingga awal 2017, di Bengkulu setidaknya lebih dari lima orang tewas tenggelam

Liputan6.com, Bengkulu Sepanjang tahun 2016 hingga awal 2017, setidaknya lebih dari lima orang tenggelam dan tidak dapat diselamatkan nyawanya di wilayah sekitar Bengkulu. Hal itu tak terlepas dengan kenyataan Kota Bengkulu yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia memiliki garis pantai sepanjang 527 kilometer.

Beberapa wilayah menjadikan pantai sebagai lokasi andalan untuk memancing para pelancong untuk berkunjung. Kondisi ini tentu saja sangat rentan dengan keselamatan pengunjung, apalagi Samudera Hindia dikenal memiliki karakter ombak yang ganas dan kondisi perubahan cuaca yang sulit ditebak.

Untuk mengantisipasi kondisi darurat penyelamatan orang tenggelam di laut itu, kantor Basarnas Bengkulu merancang strategi untuk menggandeng pemerintah kabupaten dan kota se Provinsi Bengkulu untuk membentuk Satgas reaksi cepat di setiap lokasi yang padat pengunjung seperti di Pantai Panjang Kota Bengkulu, Pantai Laguna Kabuoaten Kaur dan Pantai Mukomuko.

Kepala kantor SAR Bengkulu Agolo Suparto mengatakan, selama ini, informasi orang tenggelam yang mereka terima memakan waktu lebih dari 30 menit untuk melakukan penyelamatan, mulai dari mobilisasi peralatan dan orang hingga menembus titik sasaran penyelamatan.

"Kita akan latih Satgas masing masing wilayah untuk pengawasan lokasi dan melakukan reaksi cepat jika terjadi musibah," ujar Agolo disela sela peringatan 45 Tahun Basarnas di Bengkulu (28/2/2017).

Pihaknya juga akan bekerjasama dengan komunitas Surving dan menyiapkan papan khusus untuk bisa digunakan secara cepat menembus gelombang menuju target penyelamatan. Standar papan surving ini tidak sama dengan papan yang biasa digunakan untuk berolahraga. Selain bentuknya yang berbeda, bobot angkut juga untuk anggota penyelamat dan korban yang diselamatkan.

Jika selama ini petugas SAR mengandalkan perahu karet bermesin, waktu tempuh yang lebih lama karena harus berhadapan langsung dengan gelombang samudera dan mencapai target di belakang pecahan ombak selama 20 menit. Dengan papan Surving waktu tempuh mencapai target bisa lebih cepat dan hanya memakan waktu lima menit saja.

"Bicara penyelamatan adalah bicara soal nyawa manusia, semakin cepat kita mencapai target, kemungkinan terburuk korban meninggal dunia bisa kita minimalisir," tegas Agolo Suparto perihal penyelamatan orang tenggelam.

Video Terkini