Sukses

3 Cara Kalteng Adang Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun Ini

Tahun ini, kebakaran hutan dan lahan sudah terjadi dua kali di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng).

Liputan6.com, Palangkaraya - Kalimantan Tengah (Kalteng) termasuk daerah dengan tingkat kebakaran hutan dan lahan yang cukup parah di Indonesia. Sebanyak 574 ribu hektare lahan hangus terbakar dalam bencana kebakaran 2015 lalu.

Tak ingin terulang, Gubernur Kalteng menyiapkan beberapa cara menghadang bencana rutin di wilayahnya. Salah satunya adalah penyediaan kapal tunda (tug boat) untuk mengatasi kebakaran hutan di bantaran sungai.

"Saya akan minta perusahaan tambang batu bara yang banyak bertebaran di sejumlah daerah aliran sungai (DAS) Kalteng menyediakan armada kapal tugboat minimal dua buah untuk membantu pemadaman bila terjadi kebakaran hutan di kiri kanan sungai," ujar Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Senin malam, 27 Februari 2017.

Selain itu, Kalteng juga akan meminta 10 unit helikopter kepada pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengantisipasi awal musim kemarau.

Empat dari 10 helikopter itu akan disiagakan di Palangkaraya untu dimobilisasi untuk memadamkan kebakaran di Kapuas, Gunung Mas, Katingan, dan Palangkaraya sendiri.

Kemudian, empat unit lainnya untuk Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat,Seruyan, Sukamara dan Lamandau. "Dan yang dua unit untuk kabupaten di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito seperti Barito Selatan, Barito Timur, Barito utara dan Murung Raya," ujar Sugianto.

Ia juga berjanji akan memperkuat anggaran di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng. "Ke depannya saya akan alokasikan dana paling tidak Rp 30-25 miliar," ujar dia.

Cara mengantisipasi kebakaran lahan selanjutnya adalah mengeluarkan maklumat larangan pembakaran lahan. Kapolda Kalteng Brigjen Anang Revandoko saat Rakor Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Kalteng melarang para pelaku usaha, seperti perkebunan, tambang dan masyarakat agar tidak membakar lahan.

"Maklumàt ini adalah warning berupa sanksi hukum apabila melakukan kelalaian atau kesengajaan baik korporasi maupun masyakat bila melakukan kebakaran hutan dan lahan," kata Anang.

Selain sanksi hukum, polisi juga akan mengedukasi warga untuk mencegah membakar lahan. Polda Kalteng menyiapkan 2/3 kekuatan personel untuk menangani kebakaran hutan dan lahan.

"Kami juga mendapatkan bantuan dari Mabes Polri sebanyak lima unit mobil water cannnon yang nantinya bisa digunakan bila terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata dia.

2 dari 2 halaman

Kebut Sumur Bor



Dari data Polda Kalteng, jumlah titik api pada saat terjadinya kebakaran hutan dan lahan 2016 mencapai 683 titik. Jumlah itu jauh lebih sedikit dibandingkan pada 2015 yang mencapai 4.294 titik. Luas lahan yang terbakar pada 2015 mencapai 48.349 Ha, menurun pada 2016 menjadi hanya 1.103,50 hektare.

Yang terakhir adalah pembangunan sumur bor sebanyak 2.000 buah. Namun, pembangunan sumur bor yang semestinya rampung pada 30 April 2016 itu ternyata baru terbangun 200 buah saja. Padahal, ribuan sumur bor itu berfungsi untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Kalteng.

Penjabat Sekda Provinsi Kalteng Syahrin Daulay mengatakan, keterlambatan pembangunan itu lebih dikarenakan cuaca yang kurang bersahabat sehingga pembuatan sumur bor tidak terlalu intens.

"Tadi sudah kita data, ternyata baru sekitar 200 an dari sekitar 2 ribu buah sumur yang harus kita bangun," ujar dia, beberapa waktu lalu.

Syahrin berharap agar sumur bor yang belum terbangun tersebut agar segera dilaksanakan pembangunannya. Untuk membangun 2.000 buah sumur bor, sebanyak 1.200 buah akan dibangun oleh Pemerintah baik itu Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota se Kalteng.

Selain itu, ada juga ada pihak-pihak yang ingin membantu yaitu, PT Bank Kalteng sebanyak 25 buah dan BRG 200 buah. Ada pula sumbangan dari sektor perkebunan sebanyak 400 buah, sektor kehutanan dan pertambangan masing-masing sebanyak 160 buah, dan dari sektor jasa kontruksi sebanyak 80 buah.
 
Sementara itu, Wakil Wali Kota Palangkaraya Moffit Saptono Subagio mengatakaan selama 2017, di Palangkaraya telah terjadi dua kali kebakaran hutan dan lahan yakni di Jalan Perintis Kecamatan Jekan Raya dan Kecamatan Rakumpit.

Sedangkan, jumlah sumur bor yang sudah dibangun mencapai 191 buah tersebar di empat kecamatan.

Video Terkini