Sukses

Pura-Pura Gila Jadi Modus Penculikan Anak di Pantura?

Isu penculikan anak ini ramai dibicarakan di jejaring media sosial dan meresahkan warga.

Liputan6.com, Brebes - Dalam dua pekan belakangan, isu penculikan anak ramai dibicarakan di jejaring media sosial (medsos). Warga Pantai Utara (Pantura), khususnya di Tegal dan Brebes, Jawa Tengah dibuat resah dengan isu penculikan anak yang beredar salah satunya di Facebook.

Isu itu makin menguat, ketika Selasa malam, 28 Februari 2017, dua orang sempat diamankan oleh pihak Kepolisian di dua lokasi yang berbeda di Kecamatan Ketanggungan dan Kecamatan Bulakamba.

Dua perempuan paruh baya itu diduga sebagai pelaku penculikan anak. Kedua terduga itu diduga menculik dengan modus berpura-pura gila sembari mencari calon korban, dalam hal ini anak-anak yang berada di luar rumah dan tidak dalam pengawasan orangtua.

Hingga kini, mereka diamankan di Mapolres Brebes untuk menjalani pemeriksaan. Belum terbukti mereka sebagai penculik itu.

Informasi yang berhasil dihimpun Liputan6.com, kedua wanita paruh baya itu ditangkap oleh petugas kepolisian saat sedang keliling berjalan kaki dari desa satu ke desa lainya.

Saat diamankan, kedua wanita paruh baya mengenakan pakaian compang-camping layaknya orang gila. Satu di antaranya membawa selendang yang disampirkan ke badannya.

Beruntung, saat dua terduga penculikan anak itu diamankan polisi, puluhan warga yang berada di sana malam itu tidak sampai melakukan tindakan main hakim sendiri.

2 dari 2 halaman

Keresahan Warga

Warga Ketanggungan Brebes, Yanti (38) mengaku resah dengan maraknya isu penculikan anak yang tersebar dari mulut ke mulut ibu-ibu di kampung. Belum lagi isu itu juga merebak di media sosial.

Untuk itu, ia meminta polisi segera melakukan tindakan cepat. Terutama dengan menangkap pelaku agar orangtua yang punya anak kecil merasa aman.

"Saya sebagai orangtua terus terang resah dan khawatir dengan isu penculikan anak yang ramai dibicarakan ibu-ibu kampung di sini. Karena saya juga punya anak kecil-kecil di rumah, jadi kan kepikiran," ucap Yanti kepada Liputan6.com.

Ia menambahkan, isu penculikan anak itu juga beredar di media sosial. Di Faceboo, terdapat postingan berisi tentang informasi masyarakat diharapkan waspada dan berhati-hati dengan modus penculikan anak yang dilakukan seorang wanita tua yang berpura-pura gila dan berpenampilan berantakan.

"Tahu informasi isu penculikan anak seperti itu dari medsos, karena kan sering lihat orang gila itu lewat di jalan-jalan kampung. Jadi parno kalau lihat orang gila lagi, karena kepikiran barang kali orang gila itu penculik anak," ucap dia.

Hal serupa diungkapkan, Vitania Soraya (40) warga Slawi, Tegal. Ia mengaku, resah dengan informasi di medsos soal penculikan anak dengan modus pura-pura gila. Belum lagi, sekarang ini cukup mudah ditemui orang gila yang jalan-jalan di pertigaan-pertigaan jalan hingga ke pemukiman warga.

"Banyak tuh kan orang gila berkeliaran di jalan-jalan dan pertigaan kampung. Awalnya nggak takut. Tapi, dengan adanya isu penculikan anak itu, jadi takut juga, kepikiran saat saya di kantor. Karena anak-anak kan di rumah sama rewang aiasten rumah tangga)," ucap Vitania.

Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, kata dia, kini ia memberikan telepon seluler khusus kepada assisten rumah tangganya. Tujuannya untuk mempermudah pemantauan kondisi anaknya saat di rumah.

"Saya kasih telepon seluler ke rewang saya di rumah. Karena biar saya bisa pantau anak-anak. Karena khawatir jangan sampai kecolongan atau terjadi sesuatu," kata Vitania.