Liputan6.com, Purbalingga - Tekad Bupati Purbalingga, Tasdi, dalam pemberantasan peredaran judi togel (toto gelap) di Purbalingga masih menemui jalan buntu. Selama ini melalui berbagai program maupun kegiatan yang dilakukan di wilayahnya, Tasdi selalu menekankan agar masyarakat menjauhi togel.
"Mending uangnya dibelanjakan untuk membeli tahu tempe dan lain sebagainya untuk lauk keluarga," kata Tasdi, di Desa Kutawis Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (1/3/2017).
Bahkan saat Istigasah di Pendapa Dipokusumo sehari sebelumnya, Tasdi menuturkan, ada dua penyebab dari masih maraknya togel. Pertama, masyarakat yang masih antusias dan kedua, siapa yang membekingi.
Sasaran pertama dari togel adalah masyarakat.
Itu sebabnya kenapa ia mengadakan program-program keagamaan, seperti salat subuh berjamaah keliling di setiap desa. Menurutnya, melalui kegiatan tersebut, dia memberi pencerahan dan mengajak masyarakat agar menjauhi kemaksiatan, termasuk judi togel ini.
"Kalau kita beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, hindari togel, kalau tergiur berati imannya belum tebal," ujarnya.
Advertisement
Baca Juga
Tasdi menambahkan kalau masyarkat masih tergiur dengan togel merupakan kegagalan semua pihak, jadi pihaknya akan terus membina masyarakat dan harus ada gerakan pemberantasan togel.
Untuk itu, pemberantasan togel tidak dapat dilakukan sendirian dan harus ada gerakan bersama. Ia juga sudah mengirimkan surat ke pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kepala Desa (kades) terkait edaran pelarangan togel.
"Harus ada gerakan untuk memberantas togel, jadi jangan yang satu bergerak, namun yang lain mbekingi (melindungi), itu tidak bisa. Seperti miras, kami gencar memberantas, yang lain malah membekingi (melindungi) ini ngga boleh," ujarnya.
Ia mengatakan, gagalnya menekan togel juga disebabkan keberadaan bandar togel yang ada di Semarang. Menurut dia, tak mungkin dia bergerak sampai ke Semarang, karena tidak punya kewenangan menindak.
"Kami tidak mungkin menangkap, kita hanya memberikan pencerahan kepada masyarakat, sehingga tanggung jawab dari adanya hal tersebut bukan hanya pemerintah namun juga alim ulama juga," kata dia.
Saat ini, setidaknya Tasdi sudah mengeluarkan tiga kebijakan berbasis syariah. Di antaranya, moratorium peternakan babi, larangan membeli togel, dan edaran salat tepat waktu.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purbalingga, Abror Musodiq juga mengungkapkan, peredaran togel di Purbalingga sudah sangat meresahkan. Bahkan masyarakat yang tinggal di dekat masjid tanpa sungkan-sungkan berani terang-terangan memperbincangkan dan mengajak untuk ikut judi togel.
"Padahal di sebelah rumahnya ada masjid, tapi mereka tanpa sungkan-sungkan membicarakan dan mengajak untuk membeli togel. Saya meminta agar Bupati menggunakan kekuasannya untuk menghentikan togel di Purbalingga," ujar Abror.