Sukses

Cerita Simpatik Polisi Antar Jemput Pelajar Sekolah di Pelosok

Karena keterbatasan fasilitas ini, tak jarang para pelajar rela menumpang dengan menaiki atap mobil angdes.

Liputan6.com, Palembang - Jumlah angkutan perdesaan (angdes) yang minim membuat akses para warga pelosok Desa Kikim, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel) sulit menjangkau sejumlah daerah menjadi perhatian khusus anggota polisi dari Polresta Lahat. Sebab kondisi seperti itu yang juga menyulitkan para pelajar untuk mendapatkan akses menuju sekolah.

Karena keterbatasan fasilitas ini, tak jarang para pelajar rela menumpang angdes dengan menaiki kap mobil. Dengan jarak dari desa ke sekolah yang sangat jauh, membuat anak-anak sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) dalam intaian bahaya hanya demi menuntut ilmu.

Kondisi itu yang dilihat Polresta Lahat. Kapolresta Lahat, AKBP Rantau Isnur Eka mengatakan, pihaknya khawatir dengan potensi banyaknya terjadi kecelakaan lalu lintas yang membahayakan para pelajar yang nekat naik kap mobil angdes. Karena itu, pihaknya sengaja memberi fasilitas untuk memudahkan para pelajar dan terhindar dari ancaman bahaya.

"Banyak pelajar yang memilih naik di atas kap mobil angdes dan itu sangat bahaya. Lalu kita mengantisipasi terjadinya kecelakaan tersebut dengan mengerahkan fasilitas kepolisian," ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat, 3 Maret 2017.

Kata Rantau, sejak bulan Juni 2016 lalu, pihaknya menginstruksikan kepada enam Polsek di Desa Kikim untuk membantu mengantar jemput siswa dari dan ke sekolah.

Mobil patroli akan standby pukul 06.30 WIB di pinggir jalan. Merekai menunggu para siswa sekitar dan kemudian mengantar ke sekolah masing-masing. Lalu, petugas polisi juga akan menjemput para siswa sebelum pulang sekolah.

Ada sekitar 10 mobil patroli dari tiap Polsek di Desa Kikim yang secara bergilir melayani masyarakat. Karena keterbatasan mobil patroli, mereka juga melakukan penyisiran di beberapa daerah yang membutuhkan fasilitas ini.

Kendati harus naik mobil patroli yang biasa digunakan untuk membawa pelaku kriminal, namun para pelajar itu merasakan kegirangan dan menjadi lebih akrab dengan petugas kepolisian.

"Mereka malah senang dan teriak-teriak, bahkan kita menjadikan ini program rutin setiap hari hingga sekarang," kata dia.

Kegiatan yang masuk dalam program Nawakarya Polres Lahat ini juga mencakup kegiatan Bhayangkara Bersedekah (Barokah). Program ini dijalankan setelah apel pagi setiap hari untuk mengumpulkan sedekah dari para petugas kepolisian.

Setiap satu bulan, uang sedekah dari para polisi yang terkumpul akan diberikan ke warga kurang mampu dalam bentuk bahan sembako. Sedekah itu juga disalurkan ke tempat ibadah dengan fasilitas yang minim.

"Patroli Empati Masyarakat (Peti Kemas) ini jadi kegiatan rutin untuk menyalurkan sedekah para polisi di seluruh Polsek Lahat ke para warga yang membutuhkan. Dan ini akan terus kita gelar untuk membantu masyarakat," ujar Rantau.