Liputan6.com, Blitar - Ribuan peternak yang tergabung dalam PPRN (Paguyuban Peternak Rakyat Nasional) Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengeluhkan krisis peternakan. Seiring kondisi itu, mereka menggelar doa bersama sambil membawa masakan ayam panggang dengan harapan secepatnya keluar dari krisis tersebut.
"Kami mengadakan doa bersama, dengan membawa ayam panggang (ingkung), masakan telur, serta menggelar santunan anak yatim. Semoga ini akan cepat membawa keluar dari krisis peternakan," kata Ketua PPRN Kabupaten Blitar, Rofi Asifun di Kanigoro, ibu kota Kabupaten Blitar, Selasa (7 Maret 2017, dilansir Antara.
Rofi yang ditemui dalam kegiatan di Pendopo Kabupaten Blitar di Kanigoro itu mengatakan, kondisi peternakan ayam saat ini sangat memprihatikan. Harga telur turun drastis selama empat bulan terakhir, hingga membuat para peternak kesulitan.
Advertisement
Harga telur dari peternak saat ini Rp 13Â ribu per kilogram, padahal standarnya adalah Rp 16 ribu per kilogram. Sementara harga telur di pasaran masih sekitar Rp 18 ribu per kilogram.
Baca Juga
Menurut dia, turunnya harga telur membuat para peternak kelimpungan, sebab harga jualnya tidak bisa menutup biaya pakan. Jika hal ini terus berlangsung, para peternak tidak akan bisa bertahan.
Rofi mengatakan, pihaknya sudah mengadukan masalah ini hingga ke Kementerian Pertanian serta Kementerian Perdagangan dan Industri, tapi belum ada keputusan yang melegakan petani. Beberapa kebijakan pemerintah hingga saat ini dinilai belum berpihak pada kepentingan rakyat, seperti regulasi yang masih berpihak pada pemodal besar.
Sementara itu, Bupati Blitar Rijanto mengatakan pihaknya akan berupaya memfasilitasi keluhan peternak ayam ini ke pemerintah pusat. Terlebih lagi, Kabupaten Blitar selama ini juga dikenal sebagai penyuplai telur nasional.
"Masalah yang dialami para peternak ini juga merupakan kesulitan yang dirasakan pemerintah kabupaten. Pekan depan kami akan bersama-sama meminta pemerintah pusat untuk membantu mencari jalan keluar," katanya.
Pada kesempatan itu, peternak juga melakukan aksi teatrikal, sebagai perwujudan kesulitan petani. Mereka juga membagi-bagikan telur pada pengguna jalan. Ada sekitar 1 ton telur mentah yang sudah dikemas dengan plastik, sehingga aman tidak gampang pecah.
Para peternak juga membagi-bagikan ribuan ayam panggang. Mereka membawanya dari rumah dan sudah dimasak. Mereka juga membawa nasi, sehingga setelah doa bersama selesai, dimakan bersama-sama.