Sukses

Predator Seksual Menghilang Usai Mangsa 17 Bocah Laki-Laki

Predator seksual ini diketahui sudah kabur dari rumahnya sejak pekan lalu.

Liputan6.com, Tapanuli Selatan - SBH, seorang pria berusia 35 tahun yang diduga jadi predator seksual tengah diburu oleh warga Desa Janji Manaon, Kecamatan Batang Angkola, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Hal itu tak lepas dari laporan atas tindakan asusila yang dilakukannya terhadap 17 bocah laki-laki.

Salah satu orangtua korban asusila, NH mengatakan, SBH diketahui telah kabur pada Kamis, 2 Maret 2017 lalu. Saat itu NH bersama warga lainnya mencoba menemui pria yang diketahui pengangguran tersebut ke rumahnya. Sesampainya warga di rumah SBH, diketahui pelaku sudah tidak ada di rumahnya.

"Rumahnya tidak jauh dari rumah saya. Sebelumnya sudah kami jumpai dia (pelaku), kami bilang jangan kabur dan diselesaikan baik-baik, tapi Kamis kemarin dia udah tidak ada di rumahnya," kata NH, Rabu, 8 Maret 2017.

NH menyebut, setelah mengetahui SBH kabur, warga langsung bermusyawarah. Kemudian warga menemui keluarga SBH, mereka meminta pihak keluarga memberitahu kemana SBH kabur. Para warga sebelumnya sepakat tidak akan mengusir si predator seksual dari kampung tersebut.

"Kita sudah sepakat. Pak Kades juga bilang ke dia untuk menghadapi persoalan ini. Tapi kami rasa dia takut masuk penjara, makanya dia kabur. Keluarganya juga tidak tahu dia kabur kemana. Kalau begini kami minta pihak polisi menangkapnya dan dihukum," sebut pria 40 tahun itu.

Disinggung mengenai keseharian SBH di lingkungannya, NH tidak pernah sedikit pun menaruh curiga. Bahkan NH sempat merasa jika SBH yang masih berstatus lajang tua alias belum menikah tersebut sangat dekat, penyayang. dan suka bermain dengan anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya.

"Pas anak saya (RAH usia 5 tahun) bilang digituin sama si SBH, saya sempat terkejut dan mencoba tanya baik-baik. Nggak pernah nampak gayanya yang aneh-aneh, heran juga. Saat kami sama Pak Kades jumpai dia, ngaku dia lakukan perbuatannya," ucapnya.

Mendengar pengakuan SBH yang telah melakukan tindakan asusila kepada RAH di salah satu gubuk, warga merasa cemas. Para warga yang mendengar langsung menanyakan kepada para anaknya hingga akhirnya diketahui sang predator seksual itu telah melakukan perbuatan kejinya tersebut kepada 17 orang anak.

"Kami langsung melaporkannya ke Polsek Batang Angkola, kemudian kami disarankan melapor ke Polres Tapsel karena di Polsek Batang Angkola tidak memiliki Unit Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA)," ungkapnya.

2 dari 2 halaman

Polisi Buru Pelaku

Atas perbuatan keji yang dilakukan SBH kepada 17 anak di lingkungan tempat tinggalnya, pihak keluarga merasa terkejut dan malu. Bahkan saat ini pihak keluarga mencoba menutup diri dari orang lain dengan lebih banyak berdiam diri di dalam rumah dan menghindar dari pertanyaan-pertanyaan orang yang tidak berkepentingan.

"Bukan hanya para orangtua dan anak-anak korban, keluarga pelaku juga trauma. Kepala Desa bilang ke saya bahwasanya pihak keluarga pelaku merasa memiliki benan mental karena anggota keluarganya melakukan tindakan seperti itu," kata Camat Batang Angkola, Taufik R. Lubis.

Terkait persoalan ini, Taufik berharap kepada para warga untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan. Apalagi sampai melakukan tindakan-tindakan melawan hukum kepada pihak keluarga pelaku, karena pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan untuk memproses secara hukum atas perbuatan yang dilakukan SBH.

"Saya sangat mengutuk tindakan ini. Saya sudah imbau ke warga untuk menahan diri, jangan bertindak yang tidak-tidak. Persoalan ini sedang diproses pihak Polres Tapsel, serahkan ke mereka. Saat ini kita juga sedang mendata kembali jumlah korban, kemudian diperiksa lagi," bebernya.

Sementara Kasat Reskrim Polres Tapsel AKP Jama K. Purba membenarkan pelaku SBH telah kabur dari rumahnya. Pihaknya saat ini tengah melakukan pengejaran terhadap pelaku, sedangkan para korban masih terus dilakukan pemeriksaan

"Pelakunya melarikan diri, kita terus mengejar pelakunya," ujar Jama.

Sebelumnya, NH sudah mengungkapkan adanya tindakan asusila dari SBH itu setelah menanyai anaknya. "Anak saya mengaku anusnya sakit. Pengakuan ini muncul setelah anak saya dibawa jalan-jalan sama SBH," kata NH, Senin, 6 Maret 2017 lalu.

Menurut NH, kejadian itu terjadi satu pekan lalu, tepatnya Senin, 27 Februari 2017. Saat itu, RAH dibawa jalan-jalan oleh tetangganya itu ke salah satu lokasi di kawasan Batang Angkola. Di sebuah gubuk, RAH dicabuli predator seksual itu.

"Saat anak saya ngaku sakit, saya terus interogasi. Kemudian anak saya ngaku kalau si RAH memasukkan kemaluannya ke anus anak saya," ungkap NH.