Sukses

Gara-Gara Kaus Paslon, Warga Jambi Babak Belur Diamuk Massa

Peristiwa tersebut diduga buntut dari hasil Pilkada Tebo, Jambi, yang sebelumnya sempat ricuh

Liputan6.com, Jambi - Suasana di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, masih tegang setelah pemilihan bupati dan wakil bupati. Usai demonstrasi terkait hasil Pilkada Serentak 2017 berujung anarkistis, kini seorang warga dikeroyok massa hanya karena mengenakan kaus bergambar salah satu pasangan calon (paslon).

Penganiayaan tersebut dialami Suhartono (34), warga Desa Purwoharjo, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, pada Minggu, 5 Maret 2017. Sore itu sekitar pukul 14.00 WIB, Suhartono bersama seorang temannya tengah melintas di Dusun Mandiangin, Kecamatan Tebo Ulu, yang berbatasan dengan Desa Purwoharjo.

"Saat itu saya akan bertemu teman saya di Unit IV Tebo Ulu untuk melihat lokasi tanah yang mau dijual," ucap Suhartono saat dihubungi Liputan6.com, di Rimbo Bujang, Sabtu (11/3/2017).

Ketika berada di sebuah jembatan, Suhartono bersama temannya itu tiba-tiba dihentikan sekelompok warga yang berjumlah sekitar 20 orang. "Beberapa di antaranya langsung mendekati saya dan berteriak bilang copot bajumu," tutur Suhartono.

Merasa khawatir, Suhartono lantas cepat-cepat mencopot baju kaus bergambar salah satu paslon Bupati Tebo yang dikenakannya. Meski sudah mencopot kaus dan membuangnya ke tanah, Suhartono justru tetap dikeroyok dan dipukul di bagian wajah. Beberapa orang di antaranya bahkan menginjak-injak punggung korban.

Tak puas sampai di situ, beberapa pelaku lain memukul korban dengan balok serta menginjak-injak sepeda motor milik korban. Beruntung korban dibantu temannya berhasil melarikan diri dan langsung melapor ke Polsek Rimbo Bujang.

"Usai melapor saya juga langsung berobat dan visum ke Rumah Sakit Sultan Thaha Syaifuddin di Tebo," tutur Suhartono.

Kejadian tersebut dibenarkan Wakapolres Tebo, Kompol Ali Sadikin. Saat ini kasus tersebut tengah ditangani bagian Reskrim Polres Tebo.

"Kami imbau masyarakat Tebo, khususnya Kecamatan Rimbo Bujang tidak terprovokasi peristiwa tersebut. Biarlah kasus ini diserahkan kepada Polres Tebo untuk ditindaklanjuti," ujar Ali.

Suasana politik di Kabupaten Tebo memang cukup panas usai Pilkada 15 Februari 2017 lalu. Ada dua paslon bupati dan wakil bupati. Kericuhan besar sempat terjadi saat rapat pleno hasil Pilkada Tebo digelar KPU di Kantor Bupati Tebo.

Saat itu, ribuan orang mengepung proses pleno yang berlangsung hingga malam. Massa yang menyemut sejak pagi mengamuk dan membakar mobil dan ban di tengah jalur lintas Sumatra. Akibat insiden tersebut sejumlah aparat kepolisian mengalami luka-luka.