Sukses

Penculikan 2 Bocah Gagal, Orang Gila Jadi Bulan-bulanan Warga

Salah satu penculik dua bocah yang balik melawan itu diketahui berpura-pura gila. Orang yang gangguan jiwa semakin terancam.

Liputan6.com, Sumenep - Beredarnya kabar penculikan dua anak yang gagal setelah melawan balik kian mengancam keselamatan orang gila di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Terbukti pada Rabu malam, 15 Maret 2017, salah seorang penderita gangguan jiwa nyaris menjadi bulan-bulanan warga setelah dicurigai hendak menculik anak-anak.

Dugaan aksi penculikan yang dilakukan orang tidak waras terjadi di Desa Ketawang Daleman, Kecamatan Ganding. Saat itu, orang gila tersebut mondar-mandir di sekitar tempat anak-anak yang asyik bermain.

Merasa curiga, warga lantas bertanya kepada orang gila tersebut. Namun, jawaban yang dilontarkan memicu cekcok, hingga kemarahan warga sekitar memuncak. Warga akhirnya beramai-ramai memukuli orang gila yang diduga hendak menculik anak-anak.

Aksi main pukul warga terhadap orang gila berakhir setelah salah seorang warga berhasil mendinginkan suasana. Aparat kepolisian dari Mapolsek setempat langsung mengamankan pelaku untuk menghindari tindakan anarkis yang semakin parah.

"Kalau yang sudah diamankan kita pastikan itu orang gila, sehingga saat kejadian langsung kami tarik dari Polsek," kata Kapolres Sumenep AKBP Joseph Ananta Pinora, Jumat (17/3/2017).

Pinora menjelaskan, kemungkinan kecil orang yang ditangkap warga itu akan menculik anak-anak lantaran orang itu mengalami gangguan jiwa. Jika memang ada penculikan, ia memastikan pihaknya akan menahannya.

"Jadi, kita minta masyarakat tenang dan percayakan kepada aparat keamanan. Supaya tetap bisa dikendalikan, maka kita pelihara keamanan ini," ucap dia.

Pihaknya berharap masyarakat tidak bertindak anarkis terhadap warga yang dicurigai. Pinora meminta apabila terdapat orang mencurigakan, warga segera melaporkannya kepada kepolisian setempat.

Sementara itu, orang gila yang sempat dipukuli warga mengaku bernama Fauzi (35), warga Surabaya, akan diserahkan kepada Dinas Sosial (Dinsos) setempat untuk dirawat.