Liputan6.com, Pekanbaru - Bolak-balik masuk penjara karena kasus narkoba tak membuat pria berinisial ZE pensiun berbisnis narkoba. Dia malah kian nekat dan menyerang petugas memakai parang sewaktu hendak ditangkap, sehingga dilumpuhkan dengan dua timah panas.
Sempat dilarikan ke puskesmas oleh Tim Ospnal Polsek Batu Hampar, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, nyawa pria 33 tahun itu tak tertolong. Dia pun tewas akibat barang haram yang sering membuatnya keluar masuk penjara.
Juru bicara Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo menjelaskan, tersangka sudah lama menjadi incaran petugas. Sementara, seorang pengedar satu jaringan dengan ZE sudah ada yang ditangkap.
Akhirnya pada Kamis, 16 Maret 2017, petugas mendapat informasi tersangka sedang berada di Kepulauan Bantaian. Saat itu, tersangka sedang bersembunyi di rumah kerabatnya.
Aparat polsek setempat dibantu tim dari Polres Rokan Hilir kemudian mengintai, selanjutnya mengepung rumah tersangka. Dia diperintahkan keluar secara baik-baik dan menyerahkan diri.
Baca Juga
"Berdasarkan informasi saat itu, tersangka memiliki senjata tajam di dalam rumah. Makanya, petugas hati-hati supaya tidak diserang oleh petugas," Guntur menuturkan.
Tak mau menyerahkan diri, polisi kemudian mendobrak pintu yang dikunci tersangka dari dalam. Begitu terbuka, tersangka menyerang petugas secara membabi buta dengan parang.
Tak ingin mengambil risiko, polisi kemudian melepaskan dua tembakan ke arah tersangka. Sebelumnya, polisi melepaskan tembakan peringatan supaya tersangka menyerahkan diri.
"Tembakan peringatan itu diabaikan tersangka dan menyerang petugas dengan parang. Beruntung, petugas bisa mengelak dan tidak terjadi apa-apa," ujar Guntur.
Tembakan ke arah tersangka itu, kata dia, membuat ZE tak sadarkan diri. Polisi kemudian membawanya ke puskesmas untuk dirawat.
Dalam perjalanan ke puskemas, nyawa tersangka tidak tertolong. Namun, jasadnya tetap dibawa ke puskesmas untuk mengeluarkan proyektil peluru yang bersarang di badannya.
Saat ini, jenazah tersangka pengedar narkoba itu sudah diserahkan ke keluarga oleh Kasat Intelkam, Kasat Narkoba, KBO Narkoba Polres Rohil, dan anggota polsek setempat.
Advertisement
"Hal ini dimaksudkan untuk menghindari ekses negatif dari penyebar isu bahwa korban sengaja dibunuh aparat," kata Guntur.