Liputan6.com, Brebes - Nasib nahas menimpa tiga petani di Desa Kedungbokor, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Mereka bertiga meninggal dunia setelah tersambar Kereta Api (KA) Argo Lawu di desa setempat, Sabtu, 18 Maret 2017.
Peristiwa memilukan itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB saat hujan lebat turun. Saat itu, para korban sedang berjalan kaki di dekat perlintasan rel KA selepas pulang dari sawah.
Saat berjalan di dekat perlintasan rel setempat, mereka tak menyadari jika ada KA Argo Lawu yang melintas dari arah Purwokerto-Jakarta melaju. Akibatnya, mereka pun terpental hingga beberapa meter setelah tertabrak kereta tersebut.
Dua korban tewas di lokasi kejadian. Sedangkan, seorang korban lainnya meninggal dunia saat diberikan perawatan medis di Puskesmas Larangan.
Ketiga korban masing-masing Darningsih (35), warga RT 006/RW 002; Rumini (40), warga RT 006/RW 002; dan Wadro (45), warga RT 004/RW 001. Ketiganya merupakan buruh tani asal Desa Kedungbokor, Kecamatan Larangan.
"Memang saat kejadian saat itu hujan deras, ya mungkin mereka tidak tahu ada kereta di belakangnya yang lewat. Dan juga masinis pun sudah memberikan bunyi klakson," ucap Janoko (45), seorang saksi warga setempat.
Baca Juga
Advertisement
Tak lama berselang, setelah kejadian kecelakaan maut itu, sejumlah warga langsung menolong para korban.
"Warga langsung menolong para korban, tapi dua di antaranya sudah tewas di lokasi kejadian karena luka parah di bagian kepalanya. Sedangkan, seorang korban lainnya sempat dibawa ke Puskesmas Larangan, tapi nyawanya tak tertolong," dia menambahkan.
Kapolsek Larangan AKP Sapari membenarkan kecelakaan yang menewaskan tiga orang petani tersebut. Dia mengatakan, anggota polisi langsung ke TKP begitu mendapat laporan dari warga.
"Sekitar seperempat jam kemudian korban dievakuasi oleh warga dibantu polisi," ucap Sapari.
Saat ini, kata dia, ketiga jenazah korban sudah diserahkan ke pihak keluarga. "Jenazah sudah diambil pihak keluarga masing-masing untuk segera dikebumikan," kata dia.
Ia mengimbau kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar perlintasan kereta api agar selalu waspada. "Jangan sampai lengah karena kejadian fatal bisa saja terjadi sewaktu-waktu," kata Sapari.