Sukses

Pengungsi Longsor Trenggalek Stres karena Pohon Jati Terkubur

Longsor di Trenggalek terjadi pada 3 Maret 2017, tapi hingga kini warga masih banyak yang bolak-balik ke pos kesehatan.

Liputan6.com, Trenggalek - Berbagai penyakit saat ini mulai melanda warga Dusun Mbiro, Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Trenggalek, yang mengungsi akibat longsor yang terjadi pada Jumat, 3 Maret 2017. Namun, penyakit yang diderita tersebut bukan semata masalah fisik, melainkan dampak psikis yang diterima warga.

Setiap harinya, rata-rata ada 5-10 warga desa tersebut yang memeriksakan diri ke posko kesehatan setempat. Kebanyakan warga tersebut mengeluhkan badan yang lemas hingga tidak enak lagi untuk beraktivitas.

"Dari warga yang memeriksakan kesehatannya itu, tujuh di antaranya pernah menjalani rawat inap di Puskesmas Tugu," tutur dokter Puskesmas Tugu, dr Rizki Tania kepada Liputan6.com, Senin, 20 Maret 2017.

Kebanyakan penyakit tersebut disebabkan oleh dampak psikis warga yang terlalu memikirkan adanya gempa. Mayoritas warga memikirkan kerugian yang dialami karena puluhan tanaman jati mereka yang harganya berkisar Rp 7,5 juta per pohon tertimbun tanah dan tidak bisa dipanen.

"Dengan terus memikirkan akibat kayu jati yang tidak bisa dijual itu membuat warga tidak enak makan, hingga daya tahan tubuh menurun dan terserang penyakit," kata Rizki.

Ia berharap warga tidak terlalu memikirkan kerugian akibat bencana yang dialami. Dengan begitu, pikiran warga tidak terbebani, nafsu makan akan terus ada hingga membuat daya tahan tubuh tetap terjaga.

"Kami akan terus memotivasi warga agar menjalani hari seperti biasa. Jika ada yang kurang enak badan, jangan segan untuk periksa ke posko kesehatan," ujar Rizki.

Video Terkini