Sukses

Nasi Tiwul Instan Buatan Eks TKI Tembus Pasar Hongkong, Mau Coba?

Pengalamannya sebagai TKI selama 10 tahun di Hongkong menjadikannya nasi tiwul instan buatannya laris manis di Hongkong.

Liputan6.com, Ponorogo - Ketela pohon yang melimpah di Kota Ponorogo, Jawa Timur dimanfaatkan betul oleh Fera Nuraini (32), mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Fera yang menjadi buruh migran selama 10 tahun di Hongkong itu benar-benar memanfaatkan pengalamannya menjadi sebuah kesempatan usaha.

Dia pun mulai berbisnis dengan cara jualan nasi tiwul instan. Awal mula ia menggeluti pembuatan nasi tiwul instan ketika ada teman yang memberitahu kalau tetangganya menjual nasi tiwul instan.

Kemudian ia mencoba untuk menjual tiwul instan tetangganya melalui FB dan ternyata ada yang tertarik membeli. Menjual barang dagangan milik tetangganya ternyata belum membuat Fera berpuas diri.

"Lama-lama kalau saya ambil dari orang untungnya tidak seberapa dan uangnya habis untuk biaya trasnportasi," ujar Fera kepada Liputan6.com, Rabu (22/3/2017).

Dari situ muncul ide untuk memproduksi nasi tiwul instan dan dipasarkan sendiri. Faktor lainnya yang membuat ia menekuni tiwul instan karena waktu merantau sebagai TKI, ia sering merindukan makanan kampung. Nasi tiwul, salah satu penganan yang ia rindukan ingin disantap.

"Saya memilih memproduksi tiwul instan karena makanan ini bisa tahan lama, tidak seperti jualan makanan matang kalau tidak habis akan basi," kata Fera yang sudah menggeluti usaha ini selama delapan bulan terakhir.

Proses pembuatan tiwul ini dari ketela ketan yang dikeringkan kemudian digiling kasar lalu di masak. Ketela ia peroleh dari tetangga atau dari pasar. Dalam satu hari ia bisa memproduksi 4-5 kg nasi tiwul.

"Saya produksi melihat cuaca, kalau cerah dan panas mendukung saya produksi, kalau dari pagi sudah terlihat mendung saya stop dulu," ucap Fera sambil memperlihatkan nasi tiwul yang sudah dikemas.

Untuk pemasaran Fera masih dilakukan melalui online. Penjualan lewat online dia rasa efektif, karena bisa menjangkau pembeli seluruh Indonesia bahkan dunia.

Ia tak memungkiri, konsumen yang banyak membeli berasal dari Hongkong, negara di mana ia pernah mengadu nasib sebagai TKI.

Karena tiwul ini bisa tahan sampai enam bulan, maka Fera berani memasarkan hanya melalui online. Produk ini diberi nama 'Fera Tiwul Instan'.

"Tidak hanya tiwul, juga ada gatot instan dan nasi jagung instan," ujar Fera merujuk pada produksi lain buatan tangannya. Tertarik mencoba?