Liputan6.com, Surabaya - Terinspirasi dengan rumah sakit terapung yang sudah ada, alumni Fakultas Kedokteran dan Universitas Airlangga (Unair) menggagas pembuatan kapal phinisi untuk rumah sakit apung.
Menurut Ketua Yayasan Ksatria Medika Airlangga Christriyogo Sumartono, proses pengerjaan rumah sakit apung itu sudah mencapai 60 persen. Saat ini memasuki tahap penyelesaian.
"Persiapannya sudah hanya tinggal memasukkan mesin dalam kapal dan pemasangan layar-layar perahu," ujar Christriyogo di sela-sela kunjungan di Kantor Manajemen Unair, Selasa, 21 Maret 2017.
‎
Dia mengatakan, kapal berukuran 27 meter dan lebar 2 meter itu dibangun di salah satu bengkel kapal di Makassar, Sulawesi Selatan. Setelah mesin terpasang, proses selanjutnya adalah pengecatan.
‎
"Awal April kami targetkan kapal itu bisa dikirim ke Surabaya untuk dipasangi peralatan medis sebagai penunjang," kata dia.
Christriyogo mengungkapkan pembuatan rumah sakit terapung itu memakan biaya sebesar Rp 5 miliar. Nantinya, ada sejumlah dokter spesialis yang ikut serta dalam pelayaran rumah sakit apung itu.
‎
"Ketika beroperasi nanti, minimal di rumah sakit apung itu ada empat dokter spesialis bedah, obstetri dan ginekologi, penyakit dalam, dan anak," ujar dia.
‎
Menurut dia, rumah sakit terapung itu tidak mungkin memiliki fasilitas selengkap rumah sakit pada konvensional di darat. Namun, pihaknya akan memaksimalkan tujuan pembangunan kapal tersebut dengan dua kamar operasi, yakni kamar operasi bersih dan kamar operasi semi bersih.
Baca Juga
Advertisement
"Karena kami menyediakan ruang operasi, maka kami sudah pasti akan melengkapi sarana penunjang kamar operasi, seperti ruang pemulihan, ruang perawatan, dan lain-lain," kata Christriyogo.
Ia berharap dengan beroperasinya rumah sakit terapung itu akan bisa melengkapi pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah yang memang sudah tersedia di daerah-daerah.
‎
"Jadi, pelayanan yang akan kami berikan itu hanya mendukung pihak dinas kesehatan setempat, agar mempermudah memberikan pelayanan kepada pasien di suatu tempat yang sulit akses," ucap dia.
‎
Sementara itu ditanya rute mana saja yang akan menjadi fokus penggarapan?
‎
Dia mengatakan akan mulai beroperasi mengarungi perairan Nusantara pada 20 Mei 2017 mendatang yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. "Rencananya, kapal tersebut terlebih dahulu mengunjungi Pulau Bawean dan kawasan Sumenep," kata dia.
Sebelumnya, pembangunan rumah sakit terapung terinspirasi dari kisah seorang dokter-dokter spesialis bedah yang juga alumnus FK Unair. Salah satunya adalah Agus Hariyanto yang bekerja di daerah pedalaman di wilayah Indonesia bagian timur.
Pembangunan rumah sakit apung itu bertujuan untuk menjembatani disparitas pelayanan kesehatan, khususnya di daerah-daerah terpencil itu, mulai benar-benar garap dan diperkenalkan kepada publik melalui acara simposium Adventure and Remote Medicine, pada Selasa, 15 November 2016.