Sukses

Tips Panjang Umur ala Nenek Cirebon Berusia 106 Tahun

Nenek Masniah dari Cirebon jadi penjual keliling sejak era Belanda hingga kini.

Liputan6.com, Cirebon - Giginya sudah ompong, tapi Nenek Masniah (106) masih terlihat bugar saat melayani pembeli. Penjual keliling sejak era penjajahan Belanda itu mengaku hampir tidak pernah sakit parah sepanjang hidupnya.

"Kalau flu, demam, sama batuk mah biasa. Tinggal diistirahatkan saja dulu sama minum-minuman tradisional," kata Masniah, Kamis (23/3/2017).

Kepada Liputan6.com, Masniah menuturkan semasa muda, ia sosok yang anti mengonsumsi obat-obatan berbahan kimia. Sebagai pengganti obat, Masniah muda mengonsumsi jahe di sela aktivitasnya.

Dia mengatakan, jahe tersebut diparut kemudian dicampur gula merah. Setelah dicampur gula merah, jahe tersebut ditumbuk di atas mangkok.

Campuran jahe tersebut, diseduh dan disaring air hangat dan olahan jahe tersebut siap untuk diminum. "Minumnya jangan setiap hari cukup dua kali dalam satu minggu. Terus airnya jangan panas sekali, nanti kasihan di badan," tutur dia.

Selain itu, dalam keseharian, Masniah mengaku selalu menjaga makanan yang akan dikonsumsi. Dalam kesehariannya, penjual keliling itu lebih sering makan pisang dicampur dengan cabai.

Selain itu, Masniah juga rajin berpuasa Senin Kamis. "Puasa Senin Kamis tapi bukanya sama nasi saja. Mandi selalu air hangat. Tapi sekarang emak sudah tua jadi tidak minum ramuan lagi," ujar dia.

Hingga memasuki usia ke 106 tahun, sang Nenek sudah punya tujuh suami. Bersama Karduyun, suami ketujuhnya, Masniah pada usia 66 tahun memutuskan untuk beralih profesi menjadi pedagang nasi lengko khas Cirebon.

Nasi lengko buatan saksi sejarah tersebut dijual Rp 5.000 per porsi. Dia pun tidak melarang jika pembeli ingin membeli nasi lengko di bawah harga jualnya. Dalam sehari, Masniah hanya bisa mengantongi paling banyak Rp 50 ribu untuk menutupi kebutuhan hariannya.

"Yang penting laku ada pegangan buat makan sehari-hari sama bapak. Kalau jualan nasi lengkonya selesai dan masih ada waktu emak kadang jualan pisang, rujak pecel ke salon di Cangkring. Alhamdulillah, masih ada yang beli daripada harus minta-minta. Malu sama ponakan, sama anak angkat emak," kisah Masniah.